Mohon tunggu...
Goenawan
Goenawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Insinyur mesin dari ITS Surabaya, mendalami sistem kontrol otomatis di Taiwan, pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama sbg Engineer dan di Managemen. Sekarang menekuni pasar Modal dan pasar Uang.\r\n\r\nSemua tulisan saya asli bukan hasil mencontek, tetapi anda boleh meng-copy paste sebagian atau seluruhnya tulisan saya di kompasiana tanpa perlu izin apapaun dari saya. Lebih baik jika dicantumkan sumbernya, tetapi tanpa ditulis sumbernyapun. it's ok

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Value dan Aset Perusahaan (Seri Bank Century)

6 Desember 2013   17:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:14 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warren Buffet orang terkaya nomer dua di dunia, adalah seorang investor. Apakah pekerjaan investor? Simple nya seperti ini, membeli perusahaan yang harganya sedang rendah dan menjualnya setelah harga naik.

Pertanyaannya: Apakah sesederhana itu? tentu saja tidak.

Investor disini bukan orang yang hanya duduk di depan grafik harga, kemudian memutuskan menjual atau membelinya pada saat yang tepat.

Dia membeli berdasarkan analisa akuntansi, manejemen dan share market perusahaan. Setelah saham terbeli mereka membenahi managemen perusahaan, sehingga laporan keuangan dan prospek perusahaan membaik. Saat itulah mereka menjualnya dan mendapat margin laba.

Jadi investor disini lebih bermakna perusahaan yang mengkususkan diri pada re-engineering dan restrukturisasi perusahaan beserta asetnya sehingga mempunya value yang yang tinggi.

Apa yang dimaksud dengan value?

Value adalah nilai perusahaan baik yang berupa aset fisik (tercantum dalam pembukuan) maupun yang tidak. Pada kenyataannya, tidak semua aset perusahaan tercantum sebagai aktiva perusahaan. Itu sebabnya saat terjadi akusisi biasanya dibeli beberapa kali di banding nilai bukunya.

Apa saja aset yang tidak mungkin tercantum dalam daftar aktiva perusahaan?


  1. Brand value (harga sebuah merk), dengan spesifikasi yang relatif sama tentu beda harga sebuah mobil yang ditempel merk Mercedes dan merk China, begitu juga tas Hermes dan bajakannya tentu beda. Harga sebuah merk tentu mahal karena mempresentasikan kualitas, reputasi dan gengsi.
  2. Sistem: Setiap perusahaan tentu mempunyai sebuah sistem manajemen mulai dari purchasing, produksi, marketing, dan semua aspek operasional sebuah perusahaan. SOP (standar operational procedure), sertifikasi ISO, dsb tidak pernah di bukukan sebagai aset.
  3. Tenaga kerja dan tim manajemen. Bahwa harga perekrutan tenaga kerja tidak pernah tercantum sebagai aset dalam pembukuan perusahaan.


Apa korelasinya dengan Bank Century?

Banyak yang bertanya mengapa dana bailout melonjak sangat tinggi Rp 6.7 Trilyun.  Harap diingat bahwa angka itu tidak hilang, tetapi dimasukkan sebagai penyertaan modal pemerintah.

Bailout ini tentu ditujukan supaya setelahnya, Bank Century tidak saja lepas dari gagal bayar tapi juga berkembang dan terlepas dari aset - aset tidak liquid yang membebani operasional perusahaan.

Jika Bank Century ditutup tentu aset - aset brand value, sistem dan employee hilang begitu saja. Bahkan aset fisik yang adapun akan jatuh harganya.

Tanpa infrastruktur dan sistem yang ada di Bank Century, mustahil bisa dibuat Bank Mutiara dengan value sekarang dengan memakai uang Rp. 6.7 Trilyun. Rinciannya bisa dilihat di tulisan saya Menilik Neraca Bank Century 2007 2008

Jadi buat apa bank di suntik dana terbatas jika beberapa tahun kemudian sakit lagi? Visi ini yang sangat jarang terkomunikasikan pada masyarakat, sehingga timbul berbagai spekulasi dan fitnah.

Saya paham kenapa sulit terkomunikasikan karena masyarakat sudah terlalu banyak di jejali oleh informasi yang sumir dan tendensius sehingga sulit untuk mendapat berita yang berimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun