Mohon tunggu...
Mr.  Kris
Mr. Kris Mohon Tunggu... Guru - GURU

Hobby saya berkebun, travelling, kegiatan yang berkaitan dengan alam dan binatang.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menanam Talas Bogor di Atap

18 Oktober 2024   21:38 Diperbarui: 18 Oktober 2024   22:01 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Personal collection)

Para pembaca yang sudah membaca tulisan saya yang pertama kali muncul di kompasiana pasti tidak akan kaget dengan judul tulisan saya kali ini "Menanam Talas Bogor di Atap". 

Tulisan saya yang pertama dengan judul Menanam Pisang di atap menceritakan mengapa dan bagaimana saya menanam pisang di atap. Kali ini saya akan menceritakan bagaimana dan mengapa saya menanam talas bogor di atas atap.

Awalnya istri saya membawa oleh oleh talas bogor sepulang dari mengikuti acara kantor di Puncak Bogor. Hampir setiap destinasi wisata di kota Bogor ada penjual yang menjajakan talas Bogor. 

"Talas Bogor..talas bogor..murah ...murah ... seiket dua puluh lima ribu," lelaki separuh baya mulai menawarkan hasil kebunnya                 ke   ibu ibu yang baru saja turun dari bus wisata. "Awalnya saya tidak tertarik untuk membeli talas bogor, tapi karena si bapak  penjual menceritakan bahwa talas yang dia jual hasil dari kebunnya, maka saya timbul rasa kasihan untuk nglarisin dengan membelinya." kata istri saya memulai ceritanya. 

            

Saya memang penggemar makanan yang dalam pengolahannya tidak memerlukan banyak modifikasi. Semakin mudah makanan itu tersaji dan siap disantap semakin senang saya untuk mengkonsumsinya. Demikian juga seperti singkong, talas bogor tinggal dikupas dibersihkan kemudian dikukus dan akhirnya siap untuk dinikmati. Senang rasanya hati saya dibawain oleh oleh 2 ikat talas bogor yang sudah terkenal keenakannya. Talasnya tidak gatal dan rasanya sangat khas tidak ada duanya. 

" Yang satu ikat akan kita rebus dan yang lainnya kita kasih Bude." istri saya memberi arahan supaya saya tidak merebus semuanya.

Karena saya memang hobi dalam hal tanam menamam maka langsung yang satu ikat mulai saya buka talinya.

"Boleh tidak dua biji kita rebus dan sisanya saya tanam di pot?" usul saya ke istri.

Setelah saya lihat istri mengangguk tanda dia merestui permintaan saya, langsung saya bawa 2 buah untuk ditanam. Saya siapkan tempat untuk menaman yang terbuat dari galon bekas minuman ukuran lima belas liter. Pertama tama saya potong botol galon dengan menyisakan bagian bawah setinggi empat puluh centi meter. 

Bagian bawah botol saya lubangi dengan paku yang sudah saya panaskan dengan gas torch. Setelah saya lobangi sebanyak delapan lubang berdiameter sebesar jari telunjuk, saya mulai mengisi bekas botol galon tersebut dengan media tanam. 

Media tanam untuk tanaman talas: Pertama tanah harus gembur. Usahakan tanah harus bebas dari batu batu kerikil. Kedua drainase harus baik atau air cukup tersedia. Talas tumbuh dengan subur kalau cukup air tapi airnya tidak menggenang. Jadi usahakan nantinya ubi bisa berkembang diatas permukaan air.

Karena saya tidak mempunyai waktu untuk menyiram tanaman setiap hari maka saya menggunakan tempat untuk tampungan air kemudian botol galon tempat untuk menanam talas saya letakan di bak tampungan air tersebut. Jadi jangan sampai permukaan air lebih tinggi dari umbi talas, kalau ini terjadi umbi bakal busuk.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi

Yang membuat saya senang setelah dua bulan masa tanam talas, saya mulai dapat melihat tunas kecil tumbuh disamping tanaman induknya. Tunas kecil ini menjadi bakal bibit gratis yang bisa saya tanam lagi dikemudian hari. 

Akhirnya saya tidak harus membeli talas bogor lagi tinggal bersabar menunggu talas saya siap untuk dipanen. Butuh waktu antara enam sampai delapan bulan kita harus besabar menunggu tanaman talas kita bisa dipanen. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun