Talas Bogor di Atap".Â
Para pembaca yang sudah membaca tulisan saya yang pertama kali muncul di kompasiana pasti tidak akan kaget dengan judul tulisan saya kali ini "MenanamTulisan saya yang pertama dengan judul Menanam Pisang di atap menceritakan mengapa dan bagaimana saya menanam pisang di atap. Kali ini saya akan menceritakan bagaimana dan mengapa saya menanam talas bogor di atas atap.
Awalnya istri saya membawa oleh oleh talas bogor sepulang dari mengikuti acara kantor di Puncak Bogor. Hampir setiap destinasi wisata di kota Bogor ada penjual yang menjajakan talas Bogor.Â
"Talas Bogor..talas bogor..murah ...murah ... seiket dua puluh lima ribu," lelaki separuh baya mulai menawarkan hasil kebunnya         ke  ibu ibu yang baru saja turun dari bus wisata. "Awalnya saya tidak tertarik untuk membeli talas bogor, tapi karena si bapak  penjual menceritakan bahwa talas yang dia jual hasil dari kebunnya, maka saya timbul rasa kasihan untuk nglarisin dengan membelinya." kata istri saya memulai ceritanya.Â
      Â
Saya memang penggemar makanan yang dalam pengolahannya tidak memerlukan banyak modifikasi. Semakin mudah makanan itu tersaji dan siap disantap semakin senang saya untuk mengkonsumsinya. Demikian juga seperti singkong, talas bogor tinggal dikupas dibersihkan kemudian dikukus dan akhirnya siap untuk dinikmati. Senang rasanya hati saya dibawain oleh oleh 2 ikat talas bogor yang sudah terkenal keenakannya. Talasnya tidak gatal dan rasanya sangat khas tidak ada duanya.Â
" Yang satu ikat akan kita rebus dan yang lainnya kita kasih Bude." istri saya memberi arahan supaya saya tidak merebus semuanya.
Karena saya memang hobi dalam hal tanam menamam maka langsung yang satu ikat mulai saya buka talinya.
"Boleh tidak dua biji kita rebus dan sisanya saya tanam di pot?" usul saya ke istri.
Setelah saya lihat istri mengangguk tanda dia merestui permintaan saya, langsung saya bawa 2 buah untuk ditanam. Saya siapkan tempat untuk menaman yang terbuat dari galon bekas minuman ukuran lima belas liter. Pertama tama saya potong botol galon dengan menyisakan bagian bawah setinggi empat puluh centi meter.Â
Bagian bawah botol saya lubangi dengan paku yang sudah saya panaskan dengan gas torch. Setelah saya lobangi sebanyak delapan lubang berdiameter sebesar jari telunjuk, saya mulai mengisi bekas botol galon tersebut dengan media tanam.Â