Demikian rangkuman singkat mengenai masa kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang transformasional dan mengantarkan peradaban Islam di masa awal.
Bentuk Kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib (600--661) adalah sepupu sekaligus menantu dari Nabi Islam Muhammad dan merupakan khalifah keempat dalam Islam. Ia dikenal karena kepemimpinannya yang adil dan berpegang teguh pada prinsip keadilan. Selama masa kepemimpinannya, Ali mengimplementasikan kebijakan-kebijakan radikal untuk mengembalikan visi pemerintahan kenabian dan membagi dana kas negara secara merata di antara umat Muslim, serta menunjukkan nol toleransi terhadap korupsi. Ali bin Abi Thalib juga dikenal dengan berbagai kata-kata bijaknya yang menginspirasi kehidupan. Ia merupakan salah satu figur penting dalam sejarah Islam dan dikenang atas kontribusinya dalam memimpin umat Muslim pada masa awal Islam.
Ali bin Abi Thalib, khalifah Islam keempat, dikenal dengan kepemimpinannya yang adil dan berorientasi pada rakyat. Beliau adalah seorang pemimpin yang berani, berpengetahuan luas, dan saleh yang menghargai kejujuran dan kesederhanaan. Selama kepemimpinannya, ia membuat kemajuan signifikan dalam tata kelola negara Islam, seperti mendistribusikan kembali tanah dan mereformasi sistem perpajakan. Meski menghadapi tantangan dan pertentangan, gaya kepemimpinan Ali dicirikan oleh komitmennya terhadap kesejahteraan rakyat dan kepatuhannya terhadap keadilan dan kewajaran.
Berikut adalah rangkuman singkat mengenai masa kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib:
1. Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah ke-4 setelah diangkat oleh mayoritas umat Islam pada tahun 656 Masehi, setelah pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan.
2. Masa kepemimpinannya berlangsung selama 4 tahun 9 bulan (656-661 Masehi). Ibukota kekhalifahan pada masa itu adalah Kufah, Irak.
3. Masa kepemimpinan Ali ditandai dengan perang saudara (Fitnah) melawan Muawiyah bin Abu Sufyan dari Bani Umayyah yang menuntut balas atas kematian Khalifah Utsman.Â
4. Perang saudara ini berpuncak pada Perang Siffin di tahun 657 Masehi. Perang ini berakhir dengan arbitrase yang memutuskan Ali mundur dari jabatannya.
5. Pada tahun 661 Masehi, Ali dibunuh oleh seorang khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam di Kufah. Kematiannya menandai berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin.