Mohon tunggu...
futihat nurul karimah
futihat nurul karimah Mohon Tunggu... Lainnya - menulis itu, ya menulis

lahir 16 tahun lalu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rembulan

13 Agustus 2020   18:26 Diperbarui: 13 Agustus 2020   18:42 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

guratan tinta: futihat nurul karimah

pada rembulan yang mengadu pada langit

ada gelegar tangis yang merayap dalam hening

ada rindu yang terpatri dalam bingkai

diminta bungkam, namun tak kunjung lerai

karna sesunggguhnya rembulan hanyalah rembulan

tak pernah meminta menjadi semesta

seonggok ranah kecil, yang memesona

ia hanya ingin disapa, dikala siang

bersanding dengan mentari yang terlalu berwibawa


pada rembulan yang menemani bunga tidur

dibisikannya buih buih harap, namun berakhir pengap

dihapusnya jejak rembulan pada gelap malam

hingga bintangpun tak tahu

sungguh, rembulan hanya ingin menjadi rembulan

-2020

dengan ketidak tahuan, dan kenekatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun