guratan tinta: futihat nurul karimah
pada rembulan yang mengadu pada langit
ada gelegar tangis yang merayap dalam hening
ada rindu yang terpatri dalam bingkai
diminta bungkam, namun tak kunjung lerai
karna sesunggguhnya rembulan hanyalah rembulan
tak pernah meminta menjadi semesta
seonggok ranah kecil, yang memesona
ia hanya ingin disapa, dikala siang
bersanding dengan mentari yang terlalu berwibawa
pada rembulan yang menemani bunga tidur
dibisikannya buih buih harap, namun berakhir pengap
dihapusnya jejak rembulan pada gelap malam
hingga bintangpun tak tahu
sungguh, rembulan hanya ingin menjadi rembulan
-2020
dengan ketidak tahuan, dan kenekatan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!