Mohon tunggu...
DR.H. FURQON ARIFIN
DR.H. FURQON ARIFIN Mohon Tunggu... Dosen - Kepala Madrasah dan Dosen

Beraktivitas di dunia pendidikan dan keagamaan serta Organisasi Masyarakat Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Teori Pembelajaran Behaviorisme dalam Konteks Pembelajaran Modern Berbasis Agama dan Berbasis Digital

3 Juni 2024   14:50 Diperbarui: 5 Juni 2024   10:53 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Akui prestasi yang murni

3. tetapkan standar pujian yang didasarkan pada kelebihan dan kekurangan individual.

4. Alamatkan kesuksesan siswa kepada upaya dan kecakapannya dalam membangun kepercayaan diri.

5. Akui perilaku posistif dengan cara-cara yang dihargai siswa

6. berikan penguatan sebanyak-banyaknya ketika siswa memecahkan mata pelajaran atau kecakapan baru 

(Woolfok dalam Wayne K Hoy 2014)

berdasarkan prinsip-prinsip dasar pembelajaran behaviorisme tersebut, berikut contoh lengkap penerapan prinsip-prinsip behaviorisme dalam pembelajaran modern berbasis Pendidikan Agama Islam dan digital :

1. Penguatan Positif: Seorang guru memberikan pujian kepada siswa yang dapat menghafal surah Al-Fatihah dengan lancar. Dengan pujian ini, siswa tersebut merasa diakui dan termotivasi untuk terus belajar dan menghafal ayat-ayat Al-Qur'an. Platform pembelajaran dapat memiliki fitur penghargaan, seperti poin atau bintang, yang diberikan kepada siswa setiap kali mereka menyelesaikan tugas atau modul pembelajaran dengan baik. Dengan penghargaan ini, siswa akan merasa diakui dan termotivasi untuk terus belajar.

2. Penguatan Negatif: Seorang siswa yang tidak menyelesaikan tugas pembelajaran dijadwalkan untuk menghadiri kelas tambahan, namun karena berhasil menyelesaikan tugas tepat waktu, siswa tersebut dibebaskan dari kelas tambahan. Dengan mengurangi beban tanggung jawab tambahan tersebut, siswa tersebut diharapkan akan termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu di masa depan.

3. Pembentukan Kondisi Klasik: Seorang guru memulai setiap pelajaran dengan membaca doa bersama-sama. Setiap kali doa dibacakan, siswa akan mengikuti dengan diam dan khusyuk, dan ini menjadi tanda bahwa pelajaran akan dimulai. Platform pembelajaran dapat memulai setiap sesi dengan menampilkan pesan pembuka atau doa singkat sebelum materi pembelajaran dimulai. Ini dapat membantu mengaitkan awal setiap sesi pembelajaran dengan suasana yang khusyuk dan berorientasi pada agama.

4. Pembentukan Kondisi Operant: Seorang guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada siswa yang rajin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Setiap kali siswa aktif dalam kegiatan tersebut, mereka mendapatkan poin atau stiker yang kemudian dapat ditukar dengan hadiah atau penghargaan lainnya. Guru atau pengajar dapat memberikan hadiah virtual kepada siswa yang aktif dalam berpartisipasi dalam forum diskusi, menjawab pertanyaan dengan benar, atau menyelesaikan kuis dengan nilai yang baik. Hadiah-hadiah ini dapat berupa poin atau tingkat keanggotaan yang lebih tinggi dalam komunitas pembelajaran online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun