Alih-alih menyelesaikan masalah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sendiri nampaknya belum merespon banjir di Wadas akibat aktivitas penambangan tersebut. Bahkan, Ganjar sempat mengurusi daerah lain yang bukan urusannya.
Sebagai kepala daerah, sikap ini tentu saja tak mencerminkan sikap tanggung jawab sebagai pemimpin. Oleh karena itu, wajar jika beragam komentar negatif menyerang kepadanya.
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menilai sikap Ganjar sebagai pemimpin sangat tidak etis etika merespon masalah di Jakarta. Sebab, menurutnya, masih banyak masalah yang tengah dialami warga Jawa Tengah, salah satunya adalah warga Wadas sendiri.
"Sampai saat ini, Ganjar Pranowo masih jabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Seharusnya Ganjar fokus urus persoalan di Jawa Tengah ketimbang urus daerah lain. Seperti beberapa waktu lalu turun ke DKI," kata Muslim, dikutip dari politik.rmol.id pada Selasa, (11/7/2023).
Muslim mengatakan Ganjar seharusnya menjadi contoh bagi warganya sendiri. Dia juga menilai sikap Ganjar yang salah karena mengurusi daerah lain yang bukan wewenangnya.
"Ganjar harus memberikan contoh. Pilih jadi capres atau gubernur. Banyak yang harus diurus di Jawa Tengah seperti Wadas dan lainnya, tapi tidak diurus. Malah Ganjar sibuk kampanye dan pencitraan. Itu salah," sambungnya.
Sibuk kampanye
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sendiri memang belakangan ini lebih banyak sibuk terjun ke daerah-daerah lain. Hal ini dilakukan untuk membangun citranya sebagai Calon Presiden RI yang diusung oleh PDIP. Seperti yang dilakukannya di Jakarta ataupun di Banten.
Pada 28 Mei 2023 yang lalu, Ganjar sempat menyambangi Masjid Agung Banten di Serang. Kunjungan tersebut dalam rangka ziarah ke makam Sultan Maulana Hasanudin. Sejumlah relawan pun sempat menyambut kedatangan Gubernur Jateng tersebut.
Safari politik Ganjar ini kemudian dinilai kurang etis, lantaran menggunakan tempat ibadah sebagai kampanye. Sebagian menganggap sebagai ziarah berkedok kampanye jelang Pemilu atau Pilpres 2024.
Sebelumnya, Bawaslu sendiri sempat mengingatkan kepada Capres-capres agar tidak menggunakan rumah ibadah sebagai sarana kampanye terselubung.