Mohon tunggu...
Funpol
Funpol Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tumbuh dan Menggugah

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Dugaan Ada Kasus Korupsi di Formula E, Anies Tersandung?

14 Oktober 2022   15:41 Diperbarui: 14 Oktober 2022   15:43 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diperiode kepemimpinan Anies Baswedan, Jakarta telah menjalankan ajang balap mobil listrik bertaraf internasional, yaitu Formula E. Setelah berbagai lika liku dalam proses persiapannya, 4 Juni 2022 menjadi hari berlagsungnya balapan yang dimenangin Mitch Evans.

Dibalik segala kemegahannya, ternyata event yang diharapkan menjadi ajang promosi Indonesia khususnya Jakarta itu menyisakan berbagai catatan masalah. Anies Baswedan yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menjadi pihak yang paling bertaggungjawab atas segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraannya termasuk dugaan korupsi di dalamnya.

KPK pada bulan September lalu memanggil Anies pada kasus dugaan korupsi formula E. "Dalam proses penyidikan, KPK dapat memanggil berbagai pihak untuk dikonfirmasi dan diklarifikasi oleh tim penyidik KPK. Jika memang keterangannya dibutuhkan, pasti akan kami panggil." Ujar Ali Fikri, Plt. Juru bicara KPK terkait pemanggilan Anies

Gelar perkara pun telah dilakukan KPK setelah mengumpulkan berbagai bukti dan keterangan.  Dari kegiatan tersebut, diperkirakan terdapat kerugian negara sekitar 160 milliar yang berasal dari pengeluaran komitmen fee.

Hal tersebut belum ditambah dengan komitment fee yang telah dibayarkan Pemprov untuk penyelenggaraan Formula E untuk 2 musim balap berikutnya. Total APBD yang telah keluar untuk commitment fee untuk 3 musim 650 milliar. 

Anggaran commitment fee ini lah yang menjadi salah satu hal yang dicurigakan menjadi keran keluarnya uang APBD yang sejatinya dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat justru terbuang sia-sia.

Sejak awal sesungguhnya kegiatan ini sudah menuai pro-kontra khususnya dikalangan legislatif ibukota. Berbagai pihak dari DPRD DKI Jakarta sudah khawatir kegiatan ini kontraproduktif terhadap kemajuan Jakarta.

Ketika publik belum mendapatkan kepastian terkait kasus yang menimpa Anies Baswedan, justru Partai NasDem secara mengejutkan mengumumkan mantan Menteri Pendidikan di awal pemerintahan Jokowi itu sebagai calon presiden pada pemilu 2024 mendatang.

Padahal saat peletakan batu pertama RS Toto Tentrem pada september lalu, Bendahara Umum Partai Nasdem menjelaskan koalisi dan calon presiden akan diumumkan pada tanggal 10 November 2022. Sontak kondisi tersebut menjadi pertanyaan banyak pihak.

Seperti yang ditunjukan oleh Sekjen PDIP, yang menyebutkan deklarasi yang dilakukan Nasdem sama seperti kejadian perobekan warna biru dari bendera Belanda di Hotel Yamato. "di Hotel Yamato kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepaskan dari pemerintahan Jokowi sekarang."

Banyak pihak yang mengkhawatirkan manuver partai yang dipimpin Surrya Paloh itu membuat tidak fokus kader Nasdem yang menduduki pemerintahan, terlebih pengumuman tersebut juga dilakukan ketika Anies Baswedan masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun