Mohon tunggu...
Super_Locrian
Super_Locrian Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis lepas, enthusiastic in journalism, technology, digital world

Cuma seorang yang mencoba mempelajari tekno lebih dalam

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Deteksi Pencurian, AI Analisis Bahasa Tubuh Manusia

16 Desember 2024   10:55 Diperbarui: 16 Desember 2024   10:55 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Katalog digital dalam toko (sumber : Fujitsu Media Portal)

Pada tahun 2025, visi komputer yang didukung AI akan mengubah pencegahan kerugian ritel lebih dari sekadar memantau pembeli. Teknologi ini akan mendeteksi isyarat perilaku yang mengindikasikan pencurian, seperti ketidakteraturan pembayaran yang melibatkan pelanggan dan karyawan. 

Hal ini tentu akan membantu pemilik retail meminimalisir kerugian akibat fraud yang dilakukan baik oleh pembeli atau bahkan karyawannya.

Analisis bahasa tubuh AI ini memberikan wawasan tentang pembeli yang tidak jujur berdasarkan gerakan dan pandangan sekilas. Teknologi ini akan mengidentifikasi pola-pola mencurigakan, seperti cara pembeli berpakaian, bergerak, dan berinteraksi dengan staf toko.

Selain pembayaran itu, AI juga dapat menandai perilaku seperti berlama-lama di lorong, menghindari kontak mata, atau menangani produk tanpa membeli mereka sebagai indikator potensi pencurian. Sementara di area pembayaran mandiri, AI dapat melacak kecepatan pemindaian pelanggan dan keakuratan item, serta melawan taktik seperti memindai barang yang diberi label yang salah. Dengan mengamati pola pencurian internal, AI menandai tingkat pengembalian dana yang berlebihan, pembatalan transaksi, manipulasi diskon, dan anomali dalam menjual produk.

Peringatan secara real-time memberikan wawasan langsung mengenai aktivitas mencurigakan, sehingga tim pencegahan kerugian dapat merespons dengan cepat. Hal ini mengurangi kebutuhan pemantauan video manual dan membantu tim memprioritaskan kasus-kasus penting. Ketika AI memproses lebih banyak data, ia meningkatkan kemampuannya untuk mengidentifikasi pola dan tren pencurian. Upaya kolaboratif antara AI dan pekerja manusia meningkatkan strategi pencegahan kerugian, memastikan deteksi dan respons yang efisien sekaligus meningkatkan pengalaman pelanggan yang positif.

Tekanan Pasar Menengah: Retailer Harus Berkembang atau Menghadapi Kepunahan

Pada tahun 2025, pengecer pasar menengah akan menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan profitabilitas dan relevansi. Retakan muncul pada tahun 2024 ketika pemain kuat menghadapi penurunan margin.

Pengecer pasar menengah telah berjuang mendapatkan keuntungan selama bertahun-tahun. Pada tahun 2024, banyak merek mapan mengalami penurunan margin, dan beberapa di antaranya hampir mengalami kesulitan keuangan karena persaingan dari toko diskon dan raksasa seperti Marks & Spencer dan Waitrose. Toko diskon ini menarik pelanggan melalui harga dan kualitas yang rendah, sementara merek premium menekankan pengalaman yang unggul. Pengecer pasar menengah, yang kekurangan sumber daya, terjebak dalam ruang yang menyusut.

Pengecer pasar menengah perlu mencari cara untuk menghindari pilihan biner sederhana antara memilih 'premium' atau 'diskon'. Ini berarti berfokus pada penawaran unik seperti keahlian atau memberikan pengalaman dalam toko yang mendalam. Merek-merek inovatif akan mendesain ulang toko-toko untuk menarik konsumen yang mencari belanja yang dipersonalisasi dan berinvestasi pada bantuan bertenaga AI yang menarik minat pelanggan lebih dari sekadar diskon. Fokus pada pengalaman dan gaya hidup ini sejalan dengan preferensi konsumen muda terhadap belanja etis; merk yang menjadi fokus keberlanjutan mendapatkan keunggulan kompetitif. Sebaliknya, beberapa pengecer dapat mencapai efisiensi biaya dengan meniru strategi diskon melalui optimalisasi operasional dan metode berbasis data. Teknologi membantu transisi ini, memungkinkan inventarisasi yang lebih baik
strategi manajemen dan penetapan harga.

Berinvestasi pada saluran digital dan fisik sangatlah penting. Batasan antara perdagangan menjadi kabur, sehingga strategi perdagangan terpadu menjadi penting untuk pengalaman pelanggan yang lancar. Pengecer dapat meningkatkan interaksi di dalam toko menggunakan alat digital, menciptakan loyalitas melalui penawaran yang dipersonalisasi dan visibilitas inventaris di seluruh platform. Kode QR di produk atau di rak, misalnya, membantu pembeli membandingkan produk di toko, meningkatkan pengalaman tanpa investasi besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun