Terdapat 25 tempat perlombaan. Saat mencoba mendatangi satu persatu saya sempat melihat sebentar isi kitab kuning. Dan ternyata, saya baru sadar, ada kitab semacam itu di rumah peninggalan jaman simbah. Sama persis, kertasnya berwarna kuning dan isinya arab gundul.
Salah satu peserta memberi contoh saya cara membaca beberapa kalimat. Saya terkekeh sendiri karena tidak mengerti. Darinya saya jadi tahu, bahwa dalam kitab kuning, terdapat juga penjelasan dari para ulama jaman dahulu yang menggunakan bahasa Jawa. Penjelasan tersebut sama juga ditulis dengan Arab gundul, namun dengan posisi di bawah .
Usai mengikuti acara ini saya rasanya kian terlihat kecil saja. Saya makin sadar, masih banyak ketidaktahuan saya tentang agama saya sendiri. Yeahh, untuk soal akhirat, saya rasanya masih harus belajar lagi tentang banyak hal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H