Jinn mengetuk pintu kamar, malam ini disaat Izzah masih terjaga menunggu sahur. Tanpa salam, entahlah Izzah juga tidak tahu apa Dia bisa salam. Yang pasti, sekarang Izzah ketakutan ketika Dia duduk di depannya. Mengulurkan tangan mengajak akrab sambil tersenyum manis. Bahkan teramat manis.
"Selamat malam Zah..."
Dia kenal Izzah rupanya, tanpa Dia tahu kalo Izzah kini begitu terpesona dengan senyumannya itu. Seolah mengalahkan rasa takutnya, senyuman itu membuat Izzah mengulurkan tangan menyambut Dia.
"Ma... Malam"
"Kamu nDak usah takut, Aku kesini cuma mampir sebentar, pengen curhat. Aku pengen ngajak kamu ngobrol...Ngga penting-penting ama sih buat kamu, Tapi ini penting buatku, buat bangsa Jinn! Seluruh bangsa Jinn menunggu Aku ngobrol ama Kamu Zah!" Cerocos Jinn tanpa peduli betapa Izzah ternganga melihat senyuman itu.
"Ngobrolin apa? Kamu mau pake internet...?"
"HAHAHAHHAHHAHAHA!!! Bukan...bukan... ini bukan soal mainan manusia bumi itu. Â Ngga ada kaitannya"
"Lalu, soal apa?"
"Begini Zah..." lanjut Jinn sambil menepuk pundak Izzah. Sok akrab.
"Aku sudah berulang kali menggoda manusia untuk tidak datang ke masjid. Sudah berbagai cara tapi tetap saja manusia-manusia sialan itu ke masjid. Masjid-masjid raya di kota tetap ramai, lampu surau di kampung itu juga tetap menyala. Suara adzan membuatku tuli! Oke...oke...Aku mengaku kalah dalam hal ini. Aku tidak berhasil mencegah mereka untuk tetap sholat. Tapi tunggu..., manusia jangan senang dulu. Karena Aku punya ide yang brilian!! Ide cemerlang untuk mengganggu manusia!! Hahhahahaha... Ide hebat yang akan menjauhkan manusia dari Baginda Gusti!"
"Ide apa itu?" tanya Izzah
"Sabar... sabar... jadi gini Zah, ini yang Aku mo minta pendapatmu. Aku sudah menyerah menggoda manusia beriman itu untuk datang ke masjid. Tapi jangan sebut Aku Jinn kalo Aku kehabisan ide! Mereka boleh datang ke masjid, tapi Aku sudah siap menyambut mereka di dalam!! Hahahhaha... Aku sudah survey lama, kira-kira dimana lagi aku bisa menggoda manusia. Akhirnya Aku menemukannya. Aku perhatikan, banyak jama'ah yang bawa sajadah. Hhahaha...Aku bisa menggoda manusia lewat sajadah ini!"
"Sajadah? Gimana caranya?"
"Aku suruh teman-teman pergi ke pabrik sajadah, menghasut pekerja-pekerja disana. Menghasut mereka untuk membuat sajadah dengan ukuran yang lebar!"
"Ukuran yang lebar?"
"Ya, Aku suruh mereka membuat sajadah DENGAN UKURAN YANG LEBAR! Sehingga dengan sajadah yang lebar itu, jarak antar jamaah menjadi renggang, shof tidak sempurna, dan Jinn-Jinn leluasa menari menggoda diantara shof itu! Bukankah sang Imam selalu mengingatkan untuk merapat dan meluruskan shof sebelum sholat??! Tapi kini apa yang terjadi? Jamaah tidak merapatkan kaki-kaki mereka, para jamaah merapatkan sajadah mereka!! Disinilah kaumku, para Jinn, bekerja mengganggu kekhusyukan jamaah, mengganggu di celah antar jamaah yang renggang. Manusia-manusia itu boleh saja Sholat, tapi Aku jamin sholat mereka tidak khusyu, tidak sempurna, bahkan mungkin tidak diterima oleh Baginda Gusti!! Hahhahaha.....!"
Tanpa sadar Izzah berdiri, menyalami Jinn dan memberi tepuk tangan panjang......
**Diketik dan diceritakan ulang dari sebuah artikel yang mempunyai benang merah sama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H