Mohon tunggu...
Fuad Marzuki
Fuad Marzuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Youth beginner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masyarakat Madani

24 November 2022   00:38 Diperbarui: 24 November 2022   00:50 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu masyarakat Madani? Masyarakat Madani memiliki banyak makna yaitu menjunjung tinggi etika dan moralitas, demokratis, aspiratif, mampu berkoordinasi, singkronisasi, simplifikasi, integrasi. Menurut istilah masyarakat yang menghargai keberagaman (pluralisme), partisipatif dalam persoalan sosial, mandiri. 

Perlu bagi kita ikut berpartisipasi menjadi rakyat madani agar negara yang kita tinggali rakyatnya bisa hidup dengan harmonis dan tentram.

Masyarakat Madani sendiri mempunyai ciri-ciri, ciri-ciri masyarakat madani menurut hakim yaitu adanya kemandirian di setiap individu-individu dan kelompok-kelompok masyarakat terhadap negara, adanya kebebasan menentukan wacana dan praktik politik di tingkat publik, kemampuan membatasi kekuasaan negara untuk tidak melakukan intervensi.

Di setiap negara pasti mempunyai banyak beragam ras, budaya, suku, bahasa, akibat banyaknya keberagaman tersebut terkadang ada masyarakat yang memamer-mamerkan, menguntung-untungkan, mendiskriminasi keberagaman tersebut. Di sinilah masyarakat Madani mulai beraksi dan bertindak untuk melawan dengan tujuan untuk melaraskan kesetaraan itu, agar tidak ada yang membeda-bedakan keberagaman tersebut dan agar semuanya bisa hidup dengan toleransi dan tidak menganggap kebudayaannya sendiri paling benar dan paling baik.

Tidak hanya itu saja, masyarakat madani juga bisa membela keputusan kekuasaan negara yang tidak sesuai, seperti aksi reformasi yang terjadi pada 7 Juni 1999, upaya bangsa Indonesia keluar dari belenggu keotoriteran menjadi negara yang demokratis.

Oh iya, masyarakat madani sudah ada sejak zamannya nabi Muhammad Saw. Pada saat itu di Madinah yang awalnya namanya Yastrib, nabi Muhammad yang mengubah nama itu saat beliau hijrah ke sana, beliau mengubah nama itu tidak syukur mengubah, tetapi beliau bisa melihat ke depannya nanti kayak gimana, memang pantas di ubah nama yang asalnya Yastrib menjadi Madinah yang artinya kota.

Karena memang pantas diubah seperti itu karena memang pantas dianggap sebuah kota yang memiliki peradaban maju dari segi fisik maupun moral, karena penduduk di sana sangat terbuka, beragam keyakinan, sangat rukun dan damai di bandingkan di makkah yang sangat tidak bertoleransi, penguasanya sangat dzalim. Lalu karena itulah muncul istilah dengan masyarakat Madani.

Kita juga bisa termasuk menjadi masyarakat madani jika kita bisa menerapkan toleransi, saling menghormati, gotong-royong dan musyawarah berdasarkan nilai-nilai budaya. 

Sebenarnya kita sudah menerapkan itu di kehidupan sehari-hari kita, misalnya pada waktu di sekolah mungkin yang saat ini masih duduk dibangku sekolah, di sekolah kita pasti ada kegiatan diskusi atau kerja kelompok, pada saat itu pasti kita harus menerima pendapat satu sama lain untuk menyelesaikan tugas tersebut, dari itu kita bisa melihat bahwa kita sudah termasuk sebagai masyarakat madani tetapi kita tidak menyadarinya saja.

Tetapi tidak hanya itu saja kita juga akan bertambah dewasa kita akan berada diposisi di mana kita berperan di lingkup yang besar bukan pada waktu masa kita sekolah di mana pada saat itu porsi diri kita sudah ada yang mengatur tetapi pada waktu kita dewasa kita sendiri yang mengatur porsi diri kita, seperti kebutuhan kita, perilaku kita, dan perjalanan hidup yang kita jalani. 

Pada saat itu kalian akan menyadari pentingnya peran masyarakat madani bagi kehidupan kita, bisa kita lihat dari kejadian akhir-akhir ini seperti aksi usut tuntas yang terjadi di malang yang kasusnya antara suporter sepak bola dan polisi, aksi demo dan masih banyak lagi, semua itu adalah termasuk aksi yang di lakukan masyarakat madani untuk membela keadilan bagi kehidupan bangsa ini.

Bentuk masyarakat Madani dapat kita lihat dari sekelompok-kelompok kecil dalam masyarakat yang berbentuk organisasi, organisasi itu memiliki ciri, mandiri akan pendanaan (tidak bergantung pada negara), dapat memanfaatkan sumber daya di sekitarnya, bergerak dibidang sosial dan bisa menggerakkan masyarakat, tidak terlibat dalam persaingan kekuasaan dan politik, menghargai keragaman. 

Masyarakat Madani sangat mandiri akan menyelesaikan persoalan sosial tetapi mendorong partisipasi kebersamaan, keputusan yang di putuskannya pun sangat rasional demi keadilan sosial dan kesejahteraan.

Di kitab suci umat Islam yaitu Al-qur'an juga di jelaskan apa itu masyarakat madani, meskipun di situ tidak dijelaskan secara langsung bahwa itu masyarakat madani, tetapi dijelaskan dengan ciri-cirinya saja dan menunjukkan bahwa masyarakat madani itu masyarakat yang di cita-cita kan di masa depan. Berikut ciri-ciri masyarakat Madani di Al-qur'an yaitu:

  • Ummatan Wahidah 

Kata Ummah artinya sekelompok manusia atau masyarakat. Sedangkan kata Wahidah adalah bentuk muannasnya wahid yang artinya satu. Di al-qur'an kalimat tersebut banyak berulang beberapa kali salah satunya di Q.S. Al-Baqarah/2:213. Dalam ayat itu secara tegas menjelaskan bahwa manusia dari dulu hingga sekarang sebenarnya satu umat. 

Maksudnya yaitu sebagai makhluk sosial kita harus saling membantu satu sama lain dan tidak membeda-bedakan. Meskipun beda profesi tetapi harus sama rasa, mempunyai rasa simpati dan empati satu sama lain.

  • Ummatan Wasatan

Istilah ini terdapat pada surah Q.S. Al-Baqarah/2:143. Ummatan Wasatan yang bermakna dasar pertengahan atau moderat. Dari makna itu maksud dari pertengahan yaitu tidak berpihak pada pihak kiri atau kanan.

  • Khairu Ummah

Dalam Al-Qur'an Cuma disebut sekali saja yaitu pada Q.S. Ali-Imran/3:10. Dijelaskan bahwa umat muslimin adalah umat yang paling terbaik, umatnya sangat menjunjung tinggi sifat yang ma'ruf dan menghindari sifat yang munkar dan beriman kepada Allah Swt.

Referensi

H. Aceng Kosasih, M. A. (2000). Pendidikan Indonesia, 4-7.

Ibrahim, F. W. (2012). PEMBENTUKAN MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA MELALUI CIVIC EDUCATION. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA , 132-134.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun