Tingkat pengangguran di Vietnam relatif rendah, yaitu 2,1%, menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat dan stabilitas pekerjaan yang lebih besar dibandingkan dengan Indonesia (sumber: International Monetary Fund, 2024). Tingkat pengangguran yang lebih rendah ini telah memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan mendukung ekspansi kelas menengah.
Membandingkan Pertumbuhan Kelas Menengah di Indonesia dan Vietnam
Kelas menengah di Vietnam tampaknya tumbuh dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan Indonesia, sebagian besar karena reformasi ekonomi yang komprehensif dan pertumbuhan industri yang telah dilakukan Vietnam dalam beberapa tahun terakhir. Fokus pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bisnis, disertai dengan komitmennya untuk menjaga kerangka politik dan ekonomi yang stabil, telah memungkinkan Vietnam muncul sebagai tujuan yang menguntungkan bagi investor asing. Hal ini, pada gilirannya, mendorong penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan upah, mendorong banyak orang masuk ke kelas menengah.
Di sisi lain, kelas menengah Indonesia mengalami masa penyesuaian, sebagian karena kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) yang baru-baru ini dilakukan pemerintah dan tantangan di sektor manufaktur, yang telah memengaruhi pendapatan yang dapat dibelanjakan dan stabilitas pekerjaan. Kenaikan PPN menyebabkan kenaikan harga konsumen, yang mengurangi daya beli rumah tangga dan menambah beban keuangan pada keluarga kelas menengah (sumber: Kementerian Keuangan Indonesia, 2024). Selain itu, tantangan di sektor manufaktur, termasuk penurunan ekspor dan penurunan output industri, telah menyebabkan kehilangan pekerjaan dan stagnasi upah, yang semakin memengaruhi stabilitas ekonomi kelas menengah. Penurunan populasi kelas menengah dan pertumbuhan kelas menengah yang sedang berusaha menyoroti tantangan yang dihadapi oleh banyak orang Indonesia yang berjuang untuk mendapatkan kembali stabilitas ekonomi. Kontras antara peningkatan pesat Vietnam dan sinyal campuran dari Indonesia menunjukkan jalur berbeda yang diambil oleh kedua negara. Sementara Vietnam berada pada jalur naik yang lebih jelas, Indonesia harus mengatasi masalah struktural seperti ketimpangan pendapatan dan kekurangan infrastruktur untuk membuka potensi kelas menengahnya.
Faktor-Faktor Kunci Ekspansi Kelas Menengah
Baik di Indonesia maupun Vietnam, integrasi ke dalam rantai pasokan global, urbanisasi, dan peningkatan investasi asing merupakan pendorong signifikan ekspansi kelas menengah. Keberhasilan Vietnam dalam menarik perusahaan multinasional seperti Samsung, Intel, dan Nike, serta membangun dirinya sebagai pusat manufaktur utama, telah memainkan peran penting dalam pertumbuhan kelas menengahnya. Sebaliknya, Indonesia, meskipun memiliki ekonomi yang lebih besar, menghadapi tantangan yang lebih kompleks, termasuk hambatan regulasi dan ketimpangan ekonomi antar wilayah, yang memperlambat ekspansi kelas menengahnya.
Urbanisasi juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan kelas menengah di kedua negara. Di Vietnam, kelas menengah perkotaan tumbuh pesat, didukung oleh tenaga kerja yang muda dan berpendidikan tinggi. Di Indonesia, pusat-pusat perkotaan tetap menjadi pusat aktivitas ekonomi yang vital, tetapi manfaat pertumbuhan tidak terdistribusi secara merata, yang menyebabkan ketimpangan regional.
Kesimpulan
Dinamika kelas menengah di Indonesia dan Vietnam mencerminkan tren ekonomi dan sosial yang lebih luas di kawasan ini. Reformasi ekonomi yang fokus dan sektor manufaktur yang kuat telah menempatkan Vietnam sebagai kekuatan ekonomi yang sedang naik, dengan kelas menengah yang berkembang pesat yang mendorong permintaan konsumen dan perkembangan ekonomi. Di sisi lain, Indonesia menghadapi jalur yang lebih tidak merata, dengan masalah struktural yang perlu diatasi untuk memastikan pertumbuhan kelas menengah yang berkelanjutan.
Bagi kedua negara, jalan ke depan melibatkan memanfaatkan kekuatan masing-masing sambil mengatasi tantangan mendasar yang menghambat pertumbuhan yang adil. Untuk Indonesia, beberapa solusi potensial termasuk meningkatkan program pelatihan kejuruan untuk membekali pekerja dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang berkembang, menerapkan subsidi yang ditargetkan untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UKM), serta meningkatkan akses keuangan bagi pengusaha di pedesaan. Selain itu, peningkatan investasi infrastruktur di wilayah yang kurang berkembang dapat membantu mengurangi ketimpangan regional dan menciptakan peluang ekonomi yang lebih seimbang, yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan kelas menengah. Trajektori Vietnam berfungsi sebagai contoh bagaimana reformasi yang ditargetkan dan investasi strategis dapat mendorong peningkatan signifikan dalam standar hidup, sementara pengalaman Indonesia menyoroti pentingnya mengatasi ketimpangan pendapatan dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi menguntungkan semua segmen masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H