Mohon tunggu...
Ahmad Fuad Afdhal
Ahmad Fuad Afdhal Mohon Tunggu... Dosen - Ph.D.

Pengamat isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Final Liga Europa: Ajax vs Manchester United 'Semangat vs Pengalaman'

23 Mei 2017   17:58 Diperbarui: 24 Mei 2017   16:13 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita akan menyaksikan final Liga Europa 2016/ 2017 yang menarik antara Ajax vs Manchester United. Kedua klub yang sarat dengan prestasi ini sama-sama berambisi untuk merebut piala bergengsi dalam kejuaraan antar klub Eropa. Walau Liga Europa bukan yang paling bergengsi karena kalah pamor dengan Liga Champions, dengan adanya nama Ajax dan Manchester United otomatis akan mengangkat reputasi Liga Europa yang sering dikonotasikan sebagai kejuaraan kasta kedua.

Kedua klub, Ajax dan Manchester United masing-masing usianya lebih dari 100 tahun. Adalah dua dari sekian klub yang disegani di Eropa. Bahkan di dunia pun kedua klub ini disegani oleh kawan dan lawan. Manchester United yang berdiri pada 1878, sedangkan Ajax telah eksis sejak 1900. Tak pelak lagi bahwa kedua klub ini layak untuk bertemu di final Liga Europa  2016/ 2017.

Klub Ajak yang berpusat di Amsterdam akhir-akhir ini mulai membenahi diri setelah sekian lama tidak berjaya di benua biru. Sementara Manchester United yang lama menjadi penguasa Liga Primer Inggris sedang dalam proses untuk mengembalikan kejayaan mereka. Tidak mudah untuk merangkai kembali Liga Primer karena banyaknya pemain berkualitas serta pelatih berpengalaman di ajang kompetisi yang disebut paling populer. Kondisi ini juga berimbas kepada prestasi Manchester United di benua Eropa. Masuknya Manchester United ke final Liga Europa kali ini jelas tidak akan disia-siakan. Dengan pelatih berpengalaman Jose Mourinho, Manchester United pasti akan berusaha sekuat mungkin untuk merebut piala Liga Europa. Namun  demikian, Ajax yang pelatihnya relatif kurang dikenal, Peter Bosz, dengan para pemain muda yang tak kenal lelah, tidak pernah takut, siap untuk melumat Manchester United.

Pemain:

Skuad Ajax boleh dikatakan tidak ada pemain bintang sama sekali. Terakhir ketika berhadapan dengan Lyon pada semi final di pertandingan tandang Ajax turun dengan formasi 4-3-3. Untuk lini 11 pemain  yang pertama diturunkan terdiri dari A. Onana sebagai penjaga gawang. Kemudian 4 lini belakang adalah J. Veltman, D. Sanchez, M de Ligt, dan N. Viergever. Keempat pemain belakang ini tidak satu pemain yang top. Yang namanya diketahui melalui media hanyalah J. Veltman.Kemudian, di lini tengah diturunkan  D. Klaasen, L. Schone, dan H. Ziych. Barangkali hany Klaasen yang relatif dikenal. Untuk trio depan,  B. Traore, Kasper Dolberg,  dan A. Younes. Sementara sebagai pelatih Ajax kali ini adalah Peter Bosz. Pelatih yang satu ini juga tidak banyak yang tahu kriprahnya.

Memang dari 11 pemain Ajax ini terdapat 5 orang yang masuk dalam tim Nasional Belanda. Mereka adalah Veltman, Klaasen, Nick Viergever, Keny Tate, dan Matthijs de Ligt yang baru berumur 17 tahun. Tapi Keny Tate bukan 11 pilihan pertama dari pelatih ketika melawan Lyon. Walau begitu, tim Nasional Belanda saat ini sedang terpuruk prestasinya di lingkungan Eropa. Bahkan tim Orange sudah kurang diperhitungkan lagi. Ini memang membuat pusing KNVB, organisasi sepakbola Belanda.

Satu hal yang harus dicatat adalah bahwa keikutsertaan Ajax di Liga Europa  setelah tim ini tersingkir dari Liga Champions. Nampaknya dengan sisa-sisa energi yang ada, Peter Boasz berhasil membangkitkan skud muda ini. Hal lain yang patut diperhatikan adalah adanya penyerang pinjaman dari Chelsea, Bertrand Traore. Pemain Burkina Faso ini sepertinya cukup baik bermain di Ajax dibandingkan di Chelsea yang kalah bersaing dengan penyerang-penyerang lainnya. Harus dicatat bahwa umurnya baru 22 tahun. Di lini tengah ada Hakim Ziyech, pemain berdarah Maroko yang sekarang membela negara asalnya. Pemain usia 24 tahun ini cukup menjanjikan.

Berlainan dengan Ajax, maka skuad Manchester United penuh dengan pemain bintang. Di depan ada Ibrahimovich, pemain yang sudah berkelana di klub-klub besar. Memang saat melawan Celta de Vigo di pertandingan kandang Zlatan tidak diturunkan. Dengan formasi 4-3-3-skuad utama yang diturunkan oleh pelatih Jose Mourinho  adalah Sergio Romero, di bawah mistar. Penjaga gawang tim Nasional Argentina ini dikenal tangguh. Untuk urusan belakang, kuartetnya terdiri dari A. Valencia, E. Baily, D. Blind, dan M Darmian. Keempat pemain ini adalah pemain yang sudah matang. Catatan untuk Blind adalah eks Ajax. Sedangkan trio di lini tengah,  ada M. Fellaini, Ander Herrera, dan Paul Pogba. Trio ini adalah pemain-pemain yang sarat dengan jam terbang. Apalagi Pogba, gelandang yang nilai transfernya sangat tinggi.  Sementara Rushford, Lingard, dan Mikhtaryan juga merupakan pemain-pemain pilihan. Alhasil, skuad Manchester United penuh dengan pemain bintang, berpengalaman, dan matang. Ditambah dengan pelatih Jose Mourinho merupakan plus bagi klub yang bermarkas di Old Trafford.

Peluang:

Secara kasat mata, pasti mayoritas penonton akan condong ke Manchester United yang menjadi juara Liga Europa kali ini. Pengalaman ditambah kematangan bermain memang menjadi jaminan mutu bagi Manchester United.  Pertandingan antara skuad Ajax yang muda belia melawan skuad Manchester United yang berpengalaman  bisa dibandingkan ketika di semifinal Liga Champions antara Juventus melawan Monaco. Skud Monaco yang penuh dengan pemain muda terbukti tidak mampu berbicara banyak melawan raksasa Italia, Juventus.  Apalagi dengan penjaga gawang Gianluigi Buffon yang dilindungi oleh tiga bek Barzagli, Bonucci, dan Chiellini, mereka berempat laksana benteng yang sulit ditembus.

Walau begitu, bagi pendukung Ajax, jelas mereka tidak mau disamakan dengan Monaco. Ajax tetap Ajax yang sebagai klub paling sukses di Belanda, terbukti pernah Berjaya di Eropa. Kali ini langkah-langkah mereka tidak akan mudah dihentikan oleh pasukan asuhan Jose Mourinho.

Secara tim, keduanya baik Ajax maupun Manchester United sama-sama solid. Kerja sama antar pemain sama bagusnya. Di lapangan memang bukan nama besar yang akan berbicara tetapi  kemampuan bergerak bersama sebagai satu keutuhan tim.

Oleh karena pertandingan ini sudah dipastikan berimbang, ramai, dan akan berjalan dengan tempo tinggi, boleh jadi Mourinho akan bekerja keras untuk merapihkan pertahanannya. Serangan balik akan menjadi salah satu alternatif mengingat Ajax selalu menyerang terbuka dengan tempo tinggi. Kalau ini yang terjadi, maka trio penyerang Manchester United, khususnya Rushford akan mampu merusak pertahanan Ajax. 

Sebaliknya,  Ajax akan memanfaatkan celah-celah pertahanan Manchester United yang kerap bocor melalui Blind dan Bailly . Sedangkan bek kiri dan kanan Herrera dan Valencia cukup tangguh.

Akhirnya untuk pertandingan seketat ini, kedua belah pihak pasti akan  menghindar dari kesalahan sekecil apapun. Karena kesalahan kecil akan berakibat fatal. Padahal seperti umumnya pertandingan final biasanya jarang terjadi banjir gol. Gol cepat boleh jadi akan mengganggu mental pemain.

Akhirnya harus diakui bahwa tidak mudah untuk meramal pertandingan final semacam ini. Boleh jadi yang akan menjadi pembeda adalah keberhasilan pelatih untuk mendesain dan mengimplementasikan strategi dengan tepat. Di sini banyak yang percaya bahwa Jose Mourinho kembali akan memperlihatkan tangan dinginnya. Apakah demikian? Semua akan menunggu dengan harap-harap cemas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun