Mohon tunggu...
Ahmad Fuad Afdhal
Ahmad Fuad Afdhal Mohon Tunggu... Dosen - Ph.D.

Pengamat isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyikapi Kunjungan Raja Salman ke Indonesia: Bisnis, Seremonial, atau "Selfie"?

28 April 2017   16:54 Diperbarui: 28 April 2017   17:09 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih tentang investasi Arab Saudi di Indonesia, sepertinya baru sebatas penandatanganan MOU atau Nota Kesepahaman. Tidak kurang dari 10 MOU ditandatangani oleh kedua belah pihak, Arab Saudi dan Indonesia saat raja Salman mengunjungi Indonesia. Jumlah investasi Arab Saudi terkait dengan kunjungan raja Salman hanya USD 6 milyar atau Rp. 89 trilyun sangat kecil dibandingkan dengan investasi Arab Saudi di Cina sejumlah USD 65 milyar atau setara dengan Rp. 870 trilyun.

Lebih jauh investasi Arab Saudi di Indonesia hanya menduduki peringkat 36 sejak 2012-2016 dengan jumlah USD 140 juta. Nomor urut 36 adalah dari sebanyak 115 negara yang investasi di Indonesia.  Rincian investasi Arab Saudi di Indonesia dengan 112 proyek farmasi dan kimia dasar sebesar USD 28.8 juta, investasi di hotel dan restoran dengan 17 proyek  sebesar USD 2.6 juta, dan sektor perdagangan serta reparasi USD 2.4 juta dengan 25 proyek.  Memang masih ada investasi di sektor pertambangan, perumahan, dan perkantoran, dan sektor lainnya yang jumlahnya hanya USD  700.00. Nampak sekali bahwa investasi Arab Saudi di Indonesia jumlahnya terbatas kalau tidak mau disebut kecil.

Kecewa:

Presiden Joko Widodo akhirnya tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya.  Baru-baru ini kekecewaannya karena investasi Arab Saudi yang sangat kecil jika dibandingkan investasi Arab Saudi di Cina. Bahkan juga lebih kecil jika dibandingkan dengan investasi Arab Saudi di Malaysia.  Menarik ketika dilanjutkan oleh Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia harus introspeksi. Dikemukakan bahwa dalam kemudahan usaha Indonesia menduduki urutan ke 91. Sementara itu, diakui bahwa masalah kepastian hukum di Indonesia boleh jadi menjadi hambatan bagi Arab Saudi untuk investasi di Indonesia.

Sebetulnya Presiden kita sudah tahu betul apa hambatan untuk berusaha di Indonesia. Jadi semuanya terpulang kepada kita sendiri sejauh mana ada political will untuk memperbaiki iklim usaha secara sungguh-sunguh. Perubahan dalam iklim usaha termasuk kepastian hukum memang tidak bisa ditunda lagi. Jangan kaget kalau dalam waktu dekat Vietnam akan menjadi tempat investasi bagi Arab Saudi. Karena semua tahu bahwa perubahan yang dilakukan Vietnam sangat signifikan dalam upaya menarik investasi asing datang ke negeri itu.

Aspek lainnya yang penting dalam menarik investasi Arab Saudi ke Indonesia adalah menumbuhkan trust,bahwa investasi di Indonesia adalah aman, khususnya dalama jangka panjang. Bagaimanapun para pengusaha Arab Saudi membutuhkan jaminan ini. Memang untuk mencapai kondisi seperti itu diperlukan proses dan persiapan. Ini termasuk dalam menyiapkan MOU (nota kesepahaman). Yang utama adalah jauh sebelum ditandatanganinya nota kesepahaman harus dilakukan persiapan secara rinci sehingga pada upacaranya penandatanganan MOU tidak sekadar seremonial, tapi akan dilanjutkan dengan realisasi investasinya. Ini jauh lebih penting dari pada sekadar kegiatan public relations termasuk selfie yang sangat mengehebohkan berbagai media khususnya media sosial.

Kunjungan raja Salman tetap bermanfaat dan harus diberi penghargaan tinggi. Apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah dengan keramahtamahannya sangat bagus. Akan tetapi, untuk aspek bisnis jelas masih banyak yang harus kita perbaiki. Tidak ada kata terlambat untuk memperkuat posisi Indonesia di mata Arab Saudi dalam upaya menarik investasi mereka. Walau tidak mudah, peluang untuk ini tetap besar.  Silakan dicoba.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun