Mohon tunggu...
Fuad Efandi
Fuad Efandi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa STAI Darussalam Lampung, profesi menulis, dan mengajar di Pon-Pes Al-Ishlah Mataram Baru

Salah satu mahasiswa aktif di STAI Darussalam Lampung, menulis merupakan hobi yang paling saya sukai.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah IQ Dapat Mempengaruhi Kesuksesan?

6 Oktober 2022   23:28 Diperbarui: 6 Oktober 2022   23:30 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar (Sumber:pixabay.com/id/)

Pada diri manusia tersimpan tiga jenis kecerdasan. Tiga jenis kecerdasan tersebut, yakni IQ, EQ, dan TQ, yang mana masing-masing dari ketiganya memiliki pengertian dan peran yang berbeda-beda. Yang harus diperhatikan sebelum menggali lebih jauh apakah IQ dapat mempengaruhi kesuksesan seseorang, yakni apakah yang dimaksud dengan IQ, EQ, dan TQ?

Pertama, Intelligent Quotient atau yang lebih kita kenal dengan sebutan IQ merupakan salah satu indikator untuk mengukur seberapa jauh kecerdasan seseorang, kecerdasan yang dimaksud disini adalah kecerdasan yang terbentuk atas dasar pembelajaran atau pengalaman hidup. 

IQ menggambarkan kemampuan seseorang dalam berfikir, mengingat, mengevaluasi, mengolah, menguasai lingkungan, dan bertindak sesuai Tindakan yang terarah. Pada dasarnya IQ memiliki keterkaitan dengan intelektual, logika, kemampuan menganalisis, pemecahan masalah matematis, dan strategis.

Selain itu IQ juga memiliki keterkaitan dengan keterampilan berkomunikasi, merespon atau menanggapi sesuatu, serta kemampuan mempelajari materi-materi bilangan, seperti matematika. 

Kecerdasan-kecerdasan semacam ini hanya bisa dilalui melalui kegiatan belajar, karena kegiatan belajar bertujuan untuk terus mengasah dengan cara berpikir secara rasional. Misalnya, ketika kita belajar matematika atau yang lainnya, secara tidak sadar kita diarahkan untuk terus menganalisis dan memecahkan masalah.

Kedua, Emotional Quotient atau yang lebih kita kenal dengan sebutan EQ merupakan kecerdasan emosional yang berkaitan dengan karakter. Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan diri dalam mengontrol perasaan, disiplin, adaptasi, mengenali perasaan orang lain, tanggung jawab, dan juga komitmen. EQ juga berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menerima, mengontrol, menilai, serta mengontrol emosi dirinya terhadap orang-orang disekitarnya.

Seseorang yang tidak memiliki EQ yang baik, maka ia akan cenderung tidak mampu mengontrol amarah, kurang terbuka, sulit bekerjasama dengan orang lain, gampang curiga, tidak mudah memaafkan, tidak memiliki rasa empati yang tinggi, dan lain sebagainya.

Ketiga, Transcendental Quotient atau lebih kita kenal dengan sebutan TQ merupakan kecerdasan transcendental yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memaknai hidup dan kehidupannya melalui ajaran-ajaran agama. TQ juga bisa kita sebut sebagai kecerdasan ruhaniyah atau ilahiyah. 

TQ sangat berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memahami dan melaksanakan aturan dan arahan transcendental, seperti Al-Quran dan hadis Nabi, jika non muslim maka transendentalnya adalah kitab-kitab suci yang mereka imani masing-masing.

Dari pengertian ketiga jenis kecerdasan yakni IQ, EQ, dan TQ pada dasarnya memiliki pengertian yang sama, yakni memiliki makna kecerdasan yang ada dalam diri manusia. Namun, yang membedakan diantara ketiganya adalah IQ berkaitan dengan kecerdasan intelektual, EQ berkaitan dengan kecerdasan emosional, dan TQ berkaitan dengan kecerdasan spiritual. Lantas apakah IQ dapat mempengaruhi kecerdasan seseorang?

Menurut seorang psikolog Dr. Rose Mini IQ bukanlah faktor utama yang dapat menentukan sukses atau tidaknya seseorang dalam berkarir. Ia juga mengkalkulasi bahwa faktor kecerdasan emosi atau EQ memiliki pengaruh sebesar 80 persen pada kesuksesan seseorang, sedang untuk faktor kecerdasan intelektual atau IQ hanya sebesar 20 persen.

Mengapa demikian? Dalam kasus yang sudah terjadi penerimaan karyawan kerja bukan hanya mementingkan kecerdasan intelektual saja melainkan seberapa besar orang tersebut memiliki kecerdasan emosi (EQ), karena sepintar apapun orang tersebut menguasai semua bidang ilmu, namun ia tidak mampu dalam mengenali emosi orang lain, maka ia akan sulit hidup rukun dan harmonis.

Pendapat ini senada dengan pendapat yang dikeluarkan oleh (Rohmah:2018) bahwa orang sukses cenderung mereka yang mampu mengerjakan standar etos kerja, seperti bekerja sesuai dengan Amanah yang dibebankan dan siap diawasi. Kecerdasan yang mampu untuk mengenali dirinya, orang lain, dan lingkungan sekitar adalah EQ. 

Karena dalam dunia pekerjaan EQ menjadi satu hal yang sangat penting, sebab kita tidak mungkin mampu untuk mengerjakan sebuah pekerjaan dengan cara sendiri.

Melihat paparan diatas, maka sudah sangat jelas bahwa IQ tidak memiliki peranan penting terhadap kesuksesan seseorang, melainkan seberapa ia mampu mengendalikan emosi melalui EQ, seperti berhubungan dan berkomunikasi dengan rekan kerja, atasan, atau klien menjadi faktor utama yang mempengaruhi kesuksesan seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun