Mohon tunggu...
FTV
FTV Mohon Tunggu... Jurnalis - Good

Always Number One !

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menilik Kisah di Balik Kokohnya Museum Konferensi Asia Afrika (KAA)

21 Februari 2020   13:48 Diperbarui: 21 Februari 2020   14:10 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdapat beberapa ruangan khusus yang berada dalam satu lorong panjang meliputi ruang pamer, perpustakaan, audio visual, dan riset. Selain itu, teknologi yang disuguhkan sangat canggih sehingga menarik minat pengunjung untuk menghabiskan waktu di dalam museum.  

Gedung Merdeka pada tahun 1895 merupakan gedung yang begitu sederhana. Sejak masa ke masa gedung ini terus direnovasi sesuai dengan fungsinya pada saat itu. Awalnya gedung dibangun diatas lahan seluas 7.500 meter persegi, sekarang luas lahan telah bertambah menjadi 10.200 meter persegi.

Perubahan secara besar-besaran terjadi tahun 1921 oleh arsitek Van Gallen Last dan C. P. Wolff. Struktur bangunan yang berfungsi sebagai gedung pertemuan diubah menjadi lebih eksklusif, megah serta modern dan cukup untuk menampung 1200 orang.

Perubahan besar terakhir dilakukan pada masa pemerintahan Soeharto dengan memutuskan tempat tersebut dijadikan museum yang dibangun atas keinginan para pemimpin bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk mengenang peristiwa Konferensi Asia Afrika.

Itulah kisah dibalik berdirinya Museum Konferensi Asia Afrika hingga saat ini. Pengunjung akan merasa puas dengan teknologi canggih yang disuguhkan tanpa menghilangkan suasana khas saat konferensi berlangsung. Apakah kalian tertarik untuk mengunjunginya ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun