Mohon tunggu...
Fatmah Hardianty
Fatmah Hardianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan, seni, dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lingkungan dan Budaya Merupakan Pilar Utama dalam Perkembangan sosialEmosional

18 Januari 2025   17:00 Diperbarui: 18 Januari 2025   14:55 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan sosial-emosional adalah fondasi penting bagi kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri, berinteraksi dengan orang lain, dan mengelola emosi. Proses ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal seperti kepribadian, tetapi juga oleh lingkungan dan budaya yang membentuk pola pikir, nilai, serta cara seseorang bersosialisasi. 

"Peran Lingkungan dalam Perkembangan Sosial-Emosional"

Lingkungan, baik fisik maupun sosial, memainkan peran signifikan dalam perkembangan sosial-emosional.

1. Keluarga sebagai Lingkungan Awal

Keluarga adalah lingkungan pertama yang membentuk kemampuan sosial-emosional anak. Pola asuh, perhatian, dan kasih sayang dari orang tua memengaruhi rasa aman, kepercayaan diri, dan empati anak.

Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mendukung cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih baik.

2. Sekolah dan Teman Sebaya

Sekolah adalah tempat anak belajar berinteraksi di luar lingkungan keluarga. Guru, teman sebaya, dan aturan sekolah membantu anak memahami norma sosial dan mengelola emosi.

Konflik dan kerja sama dengan teman sebaya mengasah kemampuan anak untuk memecahkan masalah sosial dan mengendalikan perasaan.

3. Komunitas dan Lingkungan Sosial yang Lebih Luas

Komunitas sekitar juga membentuk karakter sosial-emosional anak. Lingkungan yang mendukung, seperti komunitas yang penuh dengan nilai kebersamaan, akan memperkuat rasa empati dan tanggung jawab.

"Peran Budaya dalam Perkembangan Sosial-Emosional"

Budaya menentukan cara seseorang memahami, mengekspresikan, dan mengelola emosi, serta bagaimana mereka berinteraksi secara sosial.

1. Norma dan Nilai Budaya

Setiap budaya memiliki norma yang menentukan apa yang dianggap sebagai perilaku sosial yang tepat. Misalnya, budaya kolektivis seperti di Asia menekankan pentingnya kerja sama dan harmoni, sedangkan budaya individualis seperti di Barat lebih menekankan pada kebebasan dan ekspresi diri.

Nilai-nilai ini memengaruhi cara individu merespons konflik, menunjukkan emosi, dan berinteraksi dengan orang lain.

2. Bahasa dan Ekspresi Emosi

Budaya juga menentukan bagaimana emosi diekspresikan. Dalam beberapa budaya, seperti Jepang, menahan emosi dianggap sebagai bentuk pengendalian diri yang baik, sedangkan budaya lain mungkin mendorong ekspresi emosi secara terbuka.

ini memengaruhi bagaimana seseorang memahami dan mengelola emosi mereka sendiri dan orang lain.

3. Tradisi dan Ritual Sosial

Tradisi dan ritual, seperti perayaan atau upacara adat, membantu membangun keterampilan sosial dan rasa kebersamaan.

Partisipasi dalam tradisi budaya juga memberikan rasa identitas dan keterhubungan dengan komunitas.

"Kolaborasi Lingkungan dan Budaya"

Lingkungan dan budaya saling berkolaborasi dalam membentuk perkembangan sosial-emosional seseorang. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dalam budaya yang menekankan kebersamaan di lingkungan keluarga yang suportif akan memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan keterampilan sosial-emosional yang kuat.

"Implikasi untuk Pendidikan dan Pengasuhan"

1. Menghargai Perbedaan Budaya

Guru dan orang tua harus menghargai perbedaan budaya dalam membentuk emosi dan interaksi sosial anak. Pendekatan yang fleksibel diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dari latar belakang budaya yang berbeda.

2. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung

Membangun lingkungan yang aman, penuh kasih, dan mendukung adalah kunci untuk membantu anak mengembangkan keterampilan sosial-emosional.

3. Mengintegrasikan Budaya dalam Pendidikan

Pendidikan harus mencerminkan nilai-nilai budaya lokal agar anak merasa terhubung dengan identitas mereka, sambil tetap terbuka terhadap perspektif global.

Lingkungan dan budaya adalah pilar utama yang membentuk perkembangan sosial-emosional seseorang. Dengan memahami pengaruh keduanya, orang tua, guru, dan masyarakat dapat menciptakan kondisi yang optimal bagi perkembangan sosial-emosional anak. Perpaduan antara lingkungan yang mendukung dan nilai-nilai budaya yang positif akan melahirkan individu yang mampu berinteraksi dengan baik, memiliki empati, dan siap menghadapi tantangan sosial di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun