Berkunjung ke RSUD Meulaboh.
Usai evakuasi mayat, penulis dan rekan relawan lainnya mengunjungi rumah sakit RSUD Meulaboh. Kondisi rumah sakit ketika itu sudah beroperasi. Listrik lewat genset sudah menyala.
Di RSUD Meulaboh yang bernama Cut Nyak Dien ini sudah ada jaringan air bersih. Dibuat dan dikelola oleh para relawan asing.
Sumber air dihasilkan dari penyulingan air sungai kecil /drainase yang tak jauh dari rumah sakit tersebut. Bahkan air itu sudah bisa langsung di minum. Rasanya sedikit seperti ada obat.
Ratusan korban yang selamat banyak dirawat disini. Mereka ditangani para medis dari relawan local maupun dari negara asing.
Tidak sedikit juga para korban akhirnya meninggal. Bisa disebabkan luka yang sangat parah atau terlalu lama tidak mendapat perawatan intensif. Rata-rata diakibatkan gangguan ISPA (Infeksi saluran pernafasan akut) dan luka-luka memar di tubuh terutama bagian kepala.
Hal itu bisa dimaklumi karena dokter dan paramedic RSUD Meulaboh banyak juga jadi korban. Petugas medis dari relawan juga sulit menembus lokasi.
Disini salah satu relawan RKP diminta oleh dokter asing itu untuk ikut membantu menangani anak-anak.
Tentu hal ini disambut dengan baik. Via, nama gadis relawan kami mengkonfirmasikan ke rekan lainnya. Jadi ada 4 orang yang membantu termasuk penulis. Kemudian menyampaikan hal ini ke Korlap, Budi.
Salah satu korban bocah yang selamat bernama Nana. Saat itu tengah berbaring di bangsal. Ia berusia 10 tahun dan masih duduk di bangku SD kelas IV.
Kondisinya sudah sadar. Namun masih lemah untuk di bawa bergerak. Tapi masih bisa berbicara dengan jelas.