Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Bagian ke 4] Catatan Perjalanan Relawan, Evakuasi dan Cerita Marinir

3 Januari 2022   06:00 Diperbarui: 4 Januari 2022   23:25 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi jalan Meulaboh setelah dibersihkan pasca gempa dan tsunami 2004. Gbr atas Jl. Teuku Umar, bawah Jl. Cut Nyak Dien. (dok. Firdaus Tanjung)

Tidak lama kemudian berselang 15-20 menit, air laut dengan cepat kembali bergerak balik ke daratan. Tsunami pun datang.

Sudah bisa dibayangkan bukan? Warga yang tengah mencoba mengumpulkan ikan itu tidak bisa menyelamatkan diri. Tersapu gelombang tsunami.

Ada dua gelombang tsunami. Pertama, gelombang yang menerjang daratan tingginya sekitar 5 meter lebih. Ada juga yang menyebut 8-10 meter. Melihat itu warga berusaha lari menyelamatkan diri.

Banyak diantaranya tersapu gelombang tsunami yang pertama ini. Bagi yang selamat mereka memanjat pohon. Ada yang naik ke atas atap rumah atau ke lantai dua rumah. Tidak sedikit yang berada di menara tower milik Telkom.

Penulis di dekat tumpukan mayat yang telah di evakuasi. Di belakang terlihat kantor Telkom dengan tower menaranya (dok Firdaus Tanjung)
Penulis di dekat tumpukan mayat yang telah di evakuasi. Di belakang terlihat kantor Telkom dengan tower menaranya (dok Firdaus Tanjung)

Tidak saja manusia, hewan seperti kucing pun juga berhasil menyelamatkan dirinya. Ya, diantara kebanyakan hewan di darat , yang berhasil menyelamatkan dirinya adalah kucing.

Mungkin dikarenakan punya lari yang cepat dan mampu memanjat pohon dan atap rumah. Memang terlihat rerata kucing itu bertengger di atas pohon, seperti pohon kelapa. Itu kesaksian warga lain yang selamat.

Tak lama berselang hanya sekian menit saja jaraknya dari gelombang pertama. Lalu datanglah gelombang tsunami yang ke dua. Gelombang inilah dikatakan gelombang yang mematikan.

Tinggi gelombang ini diperkirakan lebih tinggi dari pohon kelapa. Diperkirakan ada sekitar 15-20 meter. Bahkan lebih lagi menurut seorang warga lainnya yang selamat.

Teriakan warga yang ketakutan segera berlari menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Bagi yang kalah cepat dengan tsunami tersapu langsung. Bahkan yang membawa mobil untuk menyelamatkan diri tidak bisa berbuat apa-apa tatkala tsunami sudah membawa hanyut mobilnya.

Tsunami yang datang saat mendekat ke daratan suaranya seperti menderu-deru. Airnya berwarna kehitaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun