Menurut cerita seorang personel TNI-AL yang selamat dari gempa dan tsunami, sebagian besar mayat-mayat sudah banyak yang dievakuasi dan dikuburkan. Namun, beberapa kawasan masih banyak yang tertimbun bangunan.
Tentara ini ikut membantu menemani kami dalam survey. Ia menceritakan sebelum terjadi gempa dan tsunami, dirinya lagi berada di asrama. Beliau dan rekan-rekannya tengah istirahat sehabis aktivitas rutin. Tidak membayangkan gempa dahsyat itu terjadi.
Gempa pun mengguncang Bumi Serambi Mekah ini. Semua warga panic tapi tidak bisa berlari. Bila pun bisa bakalan tidak akan jauh. Pasti dibuat jatuh. Karena gempa sangat kuat membuat bumi seperti berayun-ayun.
Mereka hanya bisa bertahan di tempat. Ada yang dibuat berguling. Seketika bangunan banyak yang runtuh.
Rentang durasi gempa cukup lama. Menurutnya, mungkin lebih dari 5 menit. Gempa berskala 8,9 SR itu (sumber lain menyebut 9,1 SR) dengan cepat meruntuhkan dan meratakan bangunan.
Kemudian tentara tersebut dengan reflek berpegangan di tanaman merambat. Tak henti-hentinya ia istighfar dan dzikir. Betul-betul berasa seperti kiamat.
Sampai gempa reda, ia merasakan pusing. Penulis lupa nama personil tentara tersebut. Dia melihat ada rekannya tertimpa bangunan. Dan segera memberikan pertolongan.
Tak lama, air laut mulai surut. Awalnya perlahan lalu bergerak cepat ke tengah. Fenomena alam ini banyak warga yang tidak tahu bahwa bakalan datang gelombang yang akan meluluhlantakkan Aceh.
Setelah air laut surut cukup jauh, ada yang menyebut sekitar 1 km lebih. Disini terlihat dasar laut yang berisi ikan-ikan. Warga yang selamat di pinggir pantai mencoba mengambil ikan-ikan tersebut.