Disini jelas terlihat bahwa dermaga kapal di Meulaboh tidak bisa disandari kapal-kapal besar. Jadi diperlukan kapal-kapal kecil untuk membantu transit ke pelabuhan.
Dari kejauhan terlihat bangunan yang masih ada berdiri kokoh. Di sudut lain terlihat pemandangan rata tanah. Kemudian para relawan dibagi beberapa kloter menuju ke dermaga.
Setelah pamit kepada Kapten kapal dan para crew, kloter terakhir segera merapat ke dermaga. Suasana hati kami sedikit terlihat tegang. Melihat fakta selanjutnya di sekitar dermaga. Terlihat beberapa tentara di dermaga menyambut rombongan kami.
Budi Azwar, sang korlap pun segera menemui komandan disana. Melaporkan tujuan dan jumlah relawan serta bantuan logistic yang akan diberikan kepada warga Meulaboh.
Setelah selesai semuanya menepi, kami pun diarahkan sementara di tenda posko Angkatan Darat buat istirahat. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Sang korlap sudah kembali dan menyampaikan hasil pertemuan dengan komandan dari kesatuan Angkatan Darat (AD).
Para relawan diberikan izin lokasi untuk posko di area mereka. Boleh juga di luar dari kawasan dermaga ini. Tapi aparat keamanan tidak bisa menjamin keamanan dan keselamatan adik-adik mahasiswa karena gangguan keamanan masih terjadi.
Disampaikan juga bahwa jam malam diberlakukan di sekitar sini. Yaitu dari jam 8 malam sampai jam 6 pagi. Setelah mempertimbangkan itu semua, akhirnya dengan suara bulat para relawan mendirikan posko di kawasan dermaga.
Setelah mendapatkan lokasi, yakni suatu bangunan yang tidak runtuh semuanya, kami mulai menata tempat. Area dibersihkan dulu dari pepuingan.
 Beruntung disitu ada sumur. Meski sudah berasa payau tapi airnya bisa buat mandi, mencuci, dan keperluan lainnya.