Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

[Bagian 1] Catatan Perjalanan Seorang Relawan Pasca Gempa dan Tsunami Aceh

26 Desember 2021   00:05 Diperbarui: 30 Desember 2021   09:00 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis dan teman karena sudah biasa berenang di Taplau, jadi hal itu tidak menjadi kendala soal ombak yang bisa setinggi 2 meter lebih. Yang terpenting bisa berenang, mental kuat dan bisa mengapung. (Tapi tidak boleh sombong)

Sesampai di tengah, kami berdua istirahat sejenak dengan mengapungkan diri. Dari sini kami melihat warga di pinggir pantai terlihat tambah ramai. Ditaksir mungkin ada sekitar 2000 lebih.

Pagi itu mentari memperlihatkan wujudnya di balik awan. Laut menjadi terlihat berkilauan. 

Di satu sisi bagian Utara memang terlihat sedikit mendung. Tetapi cahaya mentari pagi yang sudah benderang bisa mengalahkan awan mendung tersebut.

Kami lanjut berenang ke arah Selatan, sekitar 500 meter jauhnya dari titik start kami. Sesekali istirahat sejenak. 

Di saat istirahat, penulis melihat pengunjung pantai pada berdiri semuanya. Seakan-akan mereka menyaksikan kami yang berdua saja berenang di tengah laut dengan ombak yang lumayan besar di bibir pantai.

Kemudian, kami lanjut lagi berenang. Di tengah mengayuh kepakan tangan dan kaki, penulis merasa ada gerakan air seperti menggoyang ke kiri dan ke kanan.

 Gerakan ini tidak begitu kuat, hanya sesaat saja. Dalam pikiran, mungkin ini faktor air pasang.

Kami lanjut berenang lagi. Lalu, gerakan menggoyang tersebut berulang lagi. Dan penulis berhenti lalu menanyakan ini ke teman penulis. Yang dijawabnya tidak merasakan seperti yang penulis rasakan.

Aneh juga, pikir penulis. Sementara di pinggir pantai, pengunjung sudah terlihat banyak berkurang. Mungkin lebih dari separohnya. Kami pun sampai di lokasi yang kemudian bersiap untuk landing ke pantai.

Sebelum menepi, kembali istirahat sejenak dengan mengapungkan diri sambil menunggu ombak agak reda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun