Seperti biasa, Minggu pagi (26 Desember 2004) penulis bersama teman (Hidayat Dinis) pergi ke Taplau (tapi lauik - tepi laut di Pantai Padang) untuk melakukan aktivitas olahraga, yakni berenang. Olahraga ini cukup sering kami lakukan di Taplau.
Dalam seminggu ada 2-3 kali berenang di kawasan pantai Padang yang juga sebagai salah satu spot wisata yang terkenal di Kota Padang. Tidak mengherankan kawasan ini selalu ramai dikunjungi. Pada hari libur, pengunjung bisa membludak di sepanjang jalan di pantai ini.
Bila di waktu pagi, warga lebih banyak melakukan aktivitas olahraga berupa jogging dan bersepeda.Â
Di sore hari lebih banyak menikmati pantai dan melihat sunsite. Pengunjung pantai Padang kebanyakan didominasi kawula muda.Â
Kawasan pesisir Barat Sumatera ikut dilanda tsunami. Termasuk kawasan Taplau ini. Saat gelombang tsunami datang sekitar pukul 10 pagi.
Saat sebelum terjadi gempa di pagi itu, penulis dan teman lagi berenang. Saat itu air laut lagi pasang naik karena masih suasana purnama.Â
Di tengah laut cukup tenang. Ombak yang menghempas di bibir pantai rata-rata setinggi 1,5 -- 2 meter.
Kami berenang agak ke tengah sekitar 100 meter lebih dari bibir pantai. Tujuannya untuk menghindari ombak, dan di samping itu menikmati laut yang agak tenang.
Minggu pagi itu lumayan ramai warga yang berkunjung ke Taplau. Seperti biasa mereka melakukan olahraga. Ada yang bermain bola, bersepeda, dan jogging.
Untuk yang berenang memang tidak ada yang melakukan saat itu selain kami berdua. Mungkin karena ombak besar tidak ada yang berani mencoba.