Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Medan Pilihan

How to Sale? Wujudkan Danau Toba "Rumah Kedua" Wisatawan

25 September 2021   23:59 Diperbarui: 26 September 2021   00:08 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paralayang di Kab. Karo, Sumut. Lokasi di Bukit Sipiso-piso, tidak jauh dari air terjung Sipiso piso yang terkenal itu (Dok. Dickson Pelawi)

"Mulai dari alam, adat budaya, peninggalan sejarah dan lain-lain, ada disini. Tinggal bagaimana menjualnya Bang, how to sale-nya"

 (Dickson Sembiring Pelawi pegiat wisata Tanah Karo, Sumut)

Itu cuplikan percakapan penulis dengan salah satu pegiat wisata di Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut) dalam diskusi beberapa waktu lalu di whatsapp group (WAG).

Diskusi beranjak dari pertanyaan penulis, bagaimana perkembangan dengan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) yang telah di bentuk Presiden Joko Widodo pada 2017 yang lalu. 

Jawaban para member group beragam versi. Tapi bisa disimpulkan bahwa progress kemajuan dari BPODT itu belum menampakkan hasil yang signifikan. Bisa dikatakan korelasi antara stake holder dan badan otorita serta masyarakat (pegiat wisata) belum sinergi.

Namun dari semua narasi itu, para pegiat wisata setempat sebenarnya telah siap menjalankannya. Dengan kata lain, "kami telah berbuat, yang lain masih memikirkannya".

Mereka telah melakukan build-up di beberapa lokasi dengan atraksi wisata yang bisa membuat pengunjung datang. Diantaranya, kawasan Tongging dengan air terjun Sipiso-piso yang terkenal itu. 

Atraksi wisata Paralayang dari Tongging, Kab. Karo, Sumut. (Dok. Dickson Pelawi)
Atraksi wisata Paralayang dari Tongging, Kab. Karo, Sumut. (Dok. Dickson Pelawi)

Meski ditengah pandemi, Bang Dickson (panggilannya) terus berupaya melakukan konsolidasi. Ia pun mengajak para kaum milenial. Karena sadar, bahwa para wisatawan itu juga didominasi kalangan muda.

Alasannya, di sisi lain Danau Toba mengandung nuansa adrenalin dalam bentuk wisata petualangan. Penulis pun setuju dengan hal itu.

Beberap titik spot diantaranya, ground-camping di Tongging sedang dilakukan pembenahannya. Begitu juga lokasi tempat paralayang sudah berjalan. Termasuk track jungle di perbukitan. 

Beberapa area yang akan dibuat camping-ground di Tongging. (Dok. Dickson Pelawi)
Beberapa area yang akan dibuat camping-ground di Tongging. (Dok. Dickson Pelawi)
Kesemua itu berlatar perbukitan, danau dan flora faunanya. Termasuk juga adat dan budaya. Menarik, bukan?

Siapa pun yang pernah berkunjung ke Danau Toba pasti terkesan dengan luasnya danau dan pemandangan alamnya yang indah. Udaranya yang sejuk sangat bagus untuk relaksasi.

Danau Toba ini memiliki panjang 100 km, dengan lebar 30 km dan kedalaman 500 meter. (Pada titik tertentu ada kedalaman mencapai 1000 meter lebih). Berada di posisi ketinggian 900 mdpl (meter dari permukaan laut). Sudah terbayang bukan, bagaimana luas dan besarnya danau ini?

Berbicara tentang Danau Toba memang tidak saja sekedar alam dan budayanya. Justru dari sini akan banyak melahirkan ide-ide atau gagasan lain yang tentu dapat meningkatkan visit turis dan ekonomi masyarakat.

Salah satu spot angel buat selfi di Sirmanjarunjung, Kab. Simalungun Sumut. (Dokpri ftanjung)
Salah satu spot angel buat selfi di Sirmanjarunjung, Kab. Simalungun Sumut. (Dokpri ftanjung)

Danau Toba merupakan kebanggan warga Sumut khususnya dan Indonesia umumnya telah ditetapkan sebagai Global Geopark Kaldera Toba oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) pada 7 Juli 2020 lalu.

Dalil-dalil yang disampaikan Pemerintah Indonesia sangat logis, yaitu Kaldera Toba memiliki kaitan kuat antara geologis dan warisan tradisi budaya lokal. Termasuk keanekaragaman hayati dan hubungan ekologi sosiologinya.

Bisa jadi hasil itu ada korelasi kuat secara tidak langsung dengan ditetapkannya Danau Toba sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas Nasional. Yang telah diwacanakan pada November 2017 lalu.

Hasilnya dari 10 destinasi tersebut, ada 4 yang lebih diprioritaskan, yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Oleh karenanya, disebut dengan Destinasi Super Prioritas (DSP) Pariwisata Indonesia.

Tepat sekali, Danau Toba dijadikan sebagai daerah DSP Toba. Mengingat sejarah terbentuknya danau ini berasal dari ledakan super volcano yang besar sekitar 74.000 tahun yang lalu. (The Geology of Indonesia-1939)

Secara administrasi, terdapat 7 Kabupaten yang melingkari kawasan Danau Toba. Yaitu; Dairi, Simalungun, Samosir, Humbang Hasundutan (Humbahas), Toba Samosir (Tobasa), Karo, dan Tapanuli Utara (Taput).

Dalam suku Batak terdapat beberapa puak (sub-etnis), yakni, Angkola, Karo, Mandailing, Pakpak/ Dairi, Simalungun, dan Toba.

Rumpun suku ini memiliki ciri khas masing-masing akan tradisi adat dan budaya disamping bahasanya. Tapi semua itu mereka tetap terikat dengan sistem Dalihan Na Tolu suatu sistem kekerabatan secara adat yang kental dan kuat.

Tiap-tiap kabupaten memiliki khas akan pesona dari keindahan danau. Memiliki sejarah kerajaan masa lalu yang dapat dilihat di Pulau Samosir, yakni artefak dari batu.

Peninggalan-peninggalan serta seni artistik budaya Batak itu bisa dilihat di museum Batak. Ada 2 macam museumnya, yakni;

  1. Museum Tomok, menyajikan rumah-rumah adat Batak yang sudah berusia ratusan tahun.
  2. Museum Huta Bolon, menyajikan ukiran-ukiran dan ornamen khas Batak yang diberi nama Gorga.

Disini kita mengetahui sejarah asal usul orang Batak. Bahkan sejak dahulu kala sudah mengenal aksara yang disebut dengan Si Sia sia atau Aksara Batak. Dikenal juga dengan Surat Batak yang artinya sistem tulisan abugida (aksara yang didasarkan pada konsonan) yang terdiri dari 19 aksara dasar. 

Suatu tempat 'pemujaan' (Bona bona) sebelum naik ke Gunung Pusuk Buhit, di P. Samosir. (Dok. Arni Ringo)
Suatu tempat 'pemujaan' (Bona bona) sebelum naik ke Gunung Pusuk Buhit, di P. Samosir. (Dok. Arni Ringo)

Salah satu kawasan yang kerap dikunjungi wisatawan adalah Parapat. Suatu kota kecil yang berada di pinggir Danau Toba. Dan dijadikan sebagai lokasi persinggahan.

Dalam sejarahnya, Parapat ini dibangun oleh Belanda pada masa kolonial dulu sebagai daerah untuk beristirahat/ weekend.

Beberapa bangunan peninggalan kolonial masih terlihat kokoh. Salah satunya rumah tempat pengasingan para founding fathers Indonesia yaitu Bung Karno, H. Agus Salim, dan St. Syahrir.

Rumah pengasingan Bung Karno, H. Agus Salim dan St. Syahrir di Parapat, Danau Toba. (Dokpri)
Rumah pengasingan Bung Karno, H. Agus Salim dan St. Syahrir di Parapat, Danau Toba. (Dokpri)

Foto jadul rumah Pengasingan para Founding Fathers Indonesia (Dok. Tribun Medan)
Foto jadul rumah Pengasingan para Founding Fathers Indonesia (Dok. Tribun Medan)

Ke Danau Toba tidak lengkap rasanya kalau tidak berkunjung ke Pulau Samosir yang luasnya hampir sama dengan Singapura. 

Di Samosir kita akan lebih jauh mengenal adat dan kebudayaan Batak. Ada rumah adat Batak yang sudah ratusan tahun usianya. Seni kerajinan ukiran khas Batak yang disebut Gorga dan Ulos bisa dilihat disini.

Keunikkan lain di Pulau Samosir, yakni ada "danau di atas danau". Ada dua danau kecil di Samosir ini yaitu, Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang. Pemandangan disini juga tidak kalah cantiknya. Cocok untuk piknik keluarga atau kemping.

Danau Aek Natonang, ibarat danau di atas danau di P. Samosir (Dok. Jhony Sinaga)
Danau Aek Natonang, ibarat danau di atas danau di P. Samosir (Dok. Jhony Sinaga)
Suatu sudut pesona Aek Natonang di P. Samosir (Dok. Arni Ringo)
Suatu sudut pesona Aek Natonang di P. Samosir (Dok. Arni Ringo)

Jenis Wisata dan Prasarana.

Sekali ke Danau Toba, pasti ada keinginan mengulangnya kembali. Tidak cukup sehari penuh. Mungkin butuh waktu 4-5 hari untuk menjelajahi lingkar Danau Toba. Suatu hal yang cukup logis untuk sekelas objek sebagai Wonderful of Indonesia.

Secara keseluruhan ada beberapa macam yang bisa disampaikan jenis-jenis wisata yang ada di Danau Toba, yakni; wisata alam, tamasya, sejarah, budaya, hiburan, ekologi, festival, olahraga, kuliner, belanja, kemping, dan jelajah.

Jenis-jenis wisata itu bisa dibuat dalam bentuk paket. Untuk itu perlu pengelolaan yang terintegrasi bagi pelaku industri pariwisata yang sampai saat ini masih banyak yang eksis.

Tidak saja dinikmati oleh para turis domestik tapi juga turis asing. Terlebih bagi turis asing yang kedatangannya dalam rombongan besar. Tentu ini menjadi pasar utama dari industri pariwisata.

Turis yang datang sendirian atau kelompok kecil juga ada. Mereka ini biasanya para pekerja di negaranya sebagai karyawan biasa. Mereka menabung sekian lama baru bisa datang berkunjung ke suatu Negara.

Akomodasi.

Selain hotel perlu juga ada penginapan yang murah. Kita sadar, para wisatawan itu tidak melulu yang berkantong tebal. Lebih banyak didominasi oleh menengah ke bawah.

Homestay, cottage atau bungalow perlu dibangun. Tentu mengikutsertakan masyarakat setempat. Bisa dibayangkan ditengah perkampungan ada hunian yang murah dan tentunya rasa nyaman, aman dan kepuasan tetap menjadi prioritas.

Salah satu bentuk hunian (homestay) di Tongging, Kab. Karo Sumut. (Dok. Dickson Pelawi)
Salah satu bentuk hunian (homestay) di Tongging, Kab. Karo Sumut. (Dok. Dickson Pelawi)

Ini dapat membangun hubungan kedekatan dengan warga. Sebab, berbicara soal Heritage of Toba unsur ini perlu diperhatikan. Tidak sekedar melihat panorama alam, adat dan budayanya.

Danau Toba belum memiliki suatu tempat pertemuan berskala besar. Perlu suatu gedung yang dapat menampung sekitar 4000 orang. Kemudian tempat parkir yang memadai yang dapat menampung sekitar 1000 kendaraan mobil.

Gedung ini nantinya bisa digunakan sebagai pertemuan antar Negara, misal KTT ASEAN, APEC, Negara G20, Konferensi Asia Afrika, atau  konferensi yang bersifat internasional.

Sesuai dengan salah satu tagline Kemenparekraf tentang pariwisata Indonesia sekarang ini, yakni MICE di Indonesia aja yang merupakan akronim dari bahasa Inggeris "meeting -- incentive -- convention -- exhibition". Yang kalau diartikan kira-kira; pertemuan, insentif, gedung dan pameran.

Aspek Ekologi.

Aspek ekologi (flora dan fauna) harus tetap diprioritaskan. Sebab, warga lokal sangat menghargai keberadaan penghuni satwa /biota disana.

Ini akan menjadi suatu potensi besar bila disuatu tempat dijadikan pengembangbiakan flora dan fauna. Misal, di Kabupaten Dairi dan Humbahas, mungkin cocok tempat penangkaran burung berskala besar. Karena lokasinya yang berbukit dan berlembah memungkinkan burung-burung berkembang biak.

Kalau di Holland terkenal dengan bunga Tulipsnya dan Jepang dengan Sakuranya, kenapa tidak di Danau Toba dibuat hal semacam itu? Kita tahu negeri ini sangat kaya akan khas keanekaragaman hayati. Boleh dikatakan hampir sepanjang lingkar Danau Toba ini  bisa ditanami aneka bunga.

Beberapa flora yang berkelas perlu iklim dan lokasi yang cocok. Misal, bunga anggrek yang memiliki ratusan jenis macamnya perlu ditempatkan lokasi khusus.

Nah, itu semua ragamnya dapat diselaraskan dengan event-event berskala nasional dan internasional. Bisa dalam bentuk olahraga atau kesenian budaya.

Sekarang sesuatu yang sangat bernilai di Danau Toba itu sudah terbentang. Sudah tersedia dengan lengkap. Tinggal aksinya seperti yang disampaikan oleh pegiat wisata dari Tanah Karo, bukan lagi "what sale tapi how to sale?".

Dan, penulis tambahkan, jadikan wisata Danau Toba itu sebagai destinasi "rumah kedua" bagi wisatawan. Artinya, semakin banyak yang berkunjung dan betah berlama-lama tentu semakin menikmati.

Spot angel buat selfi menuju Tongging, Kab. Karo Sumut (Dokpri)
Spot angel buat selfi menuju Tongging, Kab. Karo Sumut (Dokpri)

Horas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun