Tidak saja dinikmati oleh para turis domestik tapi juga turis asing. Terlebih bagi turis asing yang kedatangannya dalam rombongan besar. Tentu ini menjadi pasar utama dari industri pariwisata.
Turis yang datang sendirian atau kelompok kecil juga ada. Mereka ini biasanya para pekerja di negaranya sebagai karyawan biasa. Mereka menabung sekian lama baru bisa datang berkunjung ke suatu Negara.
Akomodasi.
Selain hotel perlu juga ada penginapan yang murah. Kita sadar, para wisatawan itu tidak melulu yang berkantong tebal. Lebih banyak didominasi oleh menengah ke bawah.
Homestay, cottage atau bungalow perlu dibangun. Tentu mengikutsertakan masyarakat setempat. Bisa dibayangkan ditengah perkampungan ada hunian yang murah dan tentunya rasa nyaman, aman dan kepuasan tetap menjadi prioritas.
Ini dapat membangun hubungan kedekatan dengan warga. Sebab, berbicara soal Heritage of Toba unsur ini perlu diperhatikan. Tidak sekedar melihat panorama alam, adat dan budayanya.
Danau Toba belum memiliki suatu tempat pertemuan berskala besar. Perlu suatu gedung yang dapat menampung sekitar 4000 orang. Kemudian tempat parkir yang memadai yang dapat menampung sekitar 1000 kendaraan mobil.
Gedung ini nantinya bisa digunakan sebagai pertemuan antar Negara, misal KTT ASEAN, APEC, Negara G20, Konferensi Asia Afrika, atau  konferensi yang bersifat internasional.
Sesuai dengan salah satu tagline Kemenparekraf tentang pariwisata Indonesia sekarang ini, yakni MICE di Indonesia aja yang merupakan akronim dari bahasa Inggeris "meeting -- incentive -- convention -- exhibition". Yang kalau diartikan kira-kira; pertemuan, insentif, gedung dan pameran.
Aspek Ekologi.