Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

JNE dalam Ekonomi Sosial dan Peluang Besar Bersamanya

19 September 2018   03:00 Diperbarui: 19 September 2018   16:27 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara Kopi Writing bersama JNE dan Kompasiana Medan (Komed) di Hotel Santika (13/09/18). Dari kiri - kanan ; Moderator, Jessica Sun, Fikri Al Haq, dan Budi Santosa (dok pribadi)

Mungkin para pembaca atau dalam keluarganya pernah melakukan transaksi dalam bisnis online, bukan?  Kalau selama ini memang pernah dan sering melakukannya kenapa tidak untuk mencoba memulai usaha jualan lewat transaksi online.

Tentu tidak lepas dengan peluang dan modal usaha serta penguasaan dalam wawasan menggunakan internet. Apa lagi sekarang ini setiap orang tidak bisa lepas dari yang namanya internet lewat gawai /gadget.

Bisnis online atau yang dikenal juga dengan e-commerce  memiliki proses yang sangat cerah ke depannya. E-commerce merupakan salah satu motor perekonomian dunia di zaman teknologi sekarang. Hampir bisa dikatakan kekuatan ekonomi suatu Negara tidak bisa lepas dari yang namanya e-commerce. Dimana pelaku usaha ini kebanyakan dari kawula muda.

Persoalan yang mendasar di Indonesia menurut seorang anggota Komisi VI DPR RI, Bapak H. Irmadi Lubis dalam suatu acara di awal bulan Maret 2018 yang lalu di Hotel Madani Medan mengatakan bahwa 85% perekonomian dikuasai oleh 5% penduduk Indonesia.

Angka 5% itu harus diperluas ke seluruh masyarakat. Baik usaha personal maupun lewat Usaha Kecil Mikro (UKM) harus bisa berperan kuat dalam menopang perekonomian nasional.

Sudah terlihat gambaran tentang persentase perekonomian nasional bukan? Nah, lewat e-commerce inilah suatu peluang besar untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.

Selama ini kita mengenal sewa toko dan gaji karyawan yang sekarang tidak perlu lagi. Cukup di rumah digerakkan sudah bisa menggelar produk-produk dagangan kita lewat bisnis online.

Sebelumnya dinamika perekonomian secara global cenderung dengan ekonomi capital (capital building). Perlahan namun pasti hampir satu dekade sudah bergeser ke arah ekonomi social.

Sosial merupakan masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang tersebar di berbagai kawasan. System ekonomi social bisa dikatakan dalam kesamaan hak dan kewajiban. Empati dan saling membantu atas dasar solidaritas kemanusiaan dalam persamaan tadi.

Sederhananya ekonomi social bisa dibilang system kerja sama yang saling menguntungkan antara pelaku usaha dengan pembeli tanpa melihat dari mana berasal. Baik perorangan maupun kelompok seperti UKM  dalam pengelolaan pengembangan usaha ekonomi social lewat e-commerce sudah bisa dilakukan dengan mudah.

Ketika dulu hanya yang berkapital besar yang mampu membeli / menyewa toko beserta etalase dan segenap isinya sekarang siapa pun sudah bisa memiliki hak yang sama untuk membuka toko online.

JNE Dalam Membangun Ekonomi Sosial.

JNE sejak berdiri dari tahun 1990 saat ini sudah menjadi leading sector di industri Jasa Pengiriman. Political will dari manajemen JNE untuk pengiriman belanja teknologi memberi jaminan suistainabilitas dalam operasional bisnis.

Sector jasa termasuk ekspedisi adalah sector yang akan continued di masa depan disamping sector pangan dan energi.

Penulis jadi teringat kepada seorang teman sebagai pelaku usaha bisnis online yang memulai bisnisnya sejak 2013 bernama Asadullah Al Aziz. Beliau  sudah merasakan manfaat dari jasa pengiriman JNE. Bergerak dalam Market Place (MP) yang terintegrasi dengan ekosystem marketing.

System JNE pertama kali link ke MP dengan menggunakan resi otomatis. Menurutnya, jika ada peluang untuk membuka franchise agreement keagenan oleh JNE harus diambil dan jangan sampai duluan diambil oleh orang lain.

Assadullah, saat mengirim penjualan produknya dengan JNE (dok. Asadullah)
Assadullah, saat mengirim penjualan produknya dengan JNE (dok. Asadullah)
Menurutnya lagi secara umum manfaat dan kelebihan JNE berupa keberadaan agen, kestabilan system di operasional, kepastian delivery time, standar pelayanan, kemudahan tracking kiriman, tarif standard dan berani belanja teknologi.  

Ketika beliau membangun awal usahanya, saat itu jasa pengiriman hanya ada Pos, Tiki, dan JNE. Menurut Dullah (panggilan akrabnya) JNE pelayanannya boleh dikatakan prima. Kantor perwakilan tetap buka walaupun di hari libur atau hari raya.

Jenis usaha Assadullah berupa minuman kesehatan tradisional Zanjabil Drink untuk asma, kaleng kerupuk mini, kerajinan rumah tangga seperti makanan, meja lipat, komposter organik, serta aksesoris. Sekarang beliau menetap di Bogor.

Selama pengiriman produk jualannya, pelanggan selalu memilih JNE dan marah jika kurir diganti selain JNE. 

Dari sini sudah bisa digambarkan dengan sederhana, bahwa JNE dari segi ekonomi social (pengertian moral) telah memberikan rasa kenyamanan dan kepercayaan yang tinggi kepada pelanggannya. Pelanggan tidak merasa was-was lagi. 

Menurut hemat penulis, selain persoalan teknis yang mumpuni, rasa nyaman dan kepercayaan itu merupakan hal yang utama dalam skala coverage  membangun ekonomi social. JNE sendiri cerdas melihat peluang itu untuk dijadikan sebagai kekuatan armada ekspedisinya.

Pelayanan prima yang cepat dan stabil membuat masyarakat lebih banyak menggunakan armada ekspedisi ini. Suatu keniscayaan yang sudah pasti melekat di masyarakat.

Dalam suatu acara kopi writing JNE bersama Kompasiana Medan (Komed) serta beberapa pelaku usaha online di Hotel Santika, Medan (13/09/18), Fikri Al Haq, Kepala Cabang JNE Medan mengatakan, "salah satu upaya agar masyarakat khususnya UKM bisa menemukan peluang untuk memulai atau mengembangkan bisnisnya".

JNE sebagai perusahaan pengiriman ekspres dan logistic berupaya untuk terus mewujudkan dukungan terhadap UKM, seperti memberikan peluang bagi masyarakat melalui kerjasama kemitraan untuk menjadi titik layanan JNE, serta program JLC (JNE Loyalty Card) yang dapat memberikan peluang untuk mendapatkan benefit bagi pelanggan dari tiap aktivitas. Selain itu juga menyediakan Pesona untuk produsen makanan khas tiap daerah dan khas lainnya.

Tentu hal ini sangat menarik dan kesempatan terbuka lebar bagi siapa yang ingin join kerjasama dengan JNE. Apa lagi dalam kemitraan sebagai agen seperti yang disampaikan teman saya di atas.

JNE Medan sekarang memiliki 431 titik layanan di 43 wilayah di Sumatera Utara. JNE juga kerap mengadakan pelatihan dan pembinaan UMKM di setiap kabupaten.

Tidak sekedar dalam hal provit dalam membangun kemitraan, JNE juga peduli dalam CSR berupa Sanggar jenius anak yatim, rumah pelatihan dan keterampilan JNE dan IZI, serta bantuan distribusi kemanusiaan untuk setiap bencana alam.

Bahkan, untuk mendorong perkembangan pelaku UKM yang masih berstatus mahasiswa, JNE saat ini menggratiskan ongkos kirim untuk pengiriman intra-city (antar wilayah di dalam kota), dan juga promo-promo khusus untuk UKM lainnya.

Permodalan.

Sementara bagi yang terbentur dalam hal modal, tidak perlu khawatir. Ada PNM (Permodalan Nasional Madani) suatu perseroan milik BUMN.

Budi Santosa, selaku Kepala Cabang PNM Medan mengatakan, "PNM sebagai BUMN yang bergerak di bidang ekonomi kerakyatan melalui pembiayaan, selalu memberikan pendampingan dan jasa manajemen kepada pelaku usaha ultra mikro, mikro,kecil dan menengah (UMKM).

Lebih lanjut dijelaskan, peran PNM dalam mendukung usaha bisnis online diwujudkan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan rutin dengan tema digital marketing bagi para UMKM binaan PNM. Sehingga mendukung pengembangan kemampuan UMKM dalam melakukan pemasaran produk secara online serta mendukung terbentuknya UKM yang professional, inovatif dan berdaya saing tinggi dalam dunia usaha.

Menurut Budi Santosa ada sekitar 150 juta pengguna internet di Indonesia. Sementara estimasi dari JNE hanya baru sekitar 15 juta usaha yang online.

"Internet sudah pasti bisa menjadi suatu bisnis yang menjanjikan dan dibutuhkan support dari stakeholder", sambungnya lagi  pada acara yang sama Kopi writing JNE dengan kompasiana Medan.

Menjual produk-produk lewat online shop harus mempunyai branding spesifik /ciri khas sendiri dalam artian berani tampil beda.

Di sisi lain hemat penulis, suatu fakta pula bahwa tambahan income keluarga sekarang banyak dibantu oleh kelompok UKM yang dikelola kaum perempuan lewat wira usaha.

UKM itu sendiri sekarang mengambil peranan penting dalam menopang perekonomian nasional. Jadi disinilah peluang besar dalam ekonomi social lewat e-commerce. Lewat proses dimulai dengan melihat peluang, membangun usaha, mengelola usaha, dan menjual usaha, JNE bersama dengan PNM adalah solusinya. 

Bagi pemula dalam mengembangkan usahanya lewat bisnis online menurut teman penulis, utamakan pelayanan. Bersaing dilayanan bukan semata di harga, bertanggung jawab serta berpikir bisnis longterm. Terakhir, jujur. 

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun