Masing-masing tokoh agama akan berbicara tentang pandangan membangun semangat persatuan dan kesatuan di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang multi kultur. Pembicaraan tidak boleh menyingung masalah theology. Begitu juga sebaliknya dalam memberikan pertanyaan.
Acara kegiatan ini akan diliput dari berbagai media cetak dan elektronik.
Sebagai contoh, di Medan (6/7) yang lalu oleh pengurus Masjid Mubarak setelah selesai mengadakan Kursus Pendidikan Agama (KPA) bagi siswa pelajar, pengurus masjid mengundang rohaniawan dari Agama Budha seorang Bikhu --Bhante yang bernama Dhirrapunno.Â
Disinilah letak kecerdasan yang dibangun. Peserta kebanyakan dari pelajar sekolah dan mahasiswa yang antusias dalam tanya jawab. Oleh Bhante Dhirraphuno sangat mengapresiasi pertanyaan dari peserta KPA.Â
Ke Lima, Kegiatan Ekstrakurikuler.
Berdasarkan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ekstrakurikuler adalah berada di luar program tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.
Hampir mirip dengan point ke empat di atas. Kegiatan ini akan dikelola oleh Kementerian Agama lewat Dirjen Kementerian Agama yang bekerjasama dalam lintas 3 Kementerian.
Kegiatan ini tidak sebatas pada siswa pelajar saja tapi juga kepada mahasiswa. Kegiatan ekstrakurikuler di luar sekolah atau kampus akan dititik beratkan kepada membangun semangat kebersamaan dalam perbedaan suku, agama, dan ras antar golongan (SARA).