Desa Gunung Kelawas, Kecamatan Namorambe Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara (Sumut) baru-baru ini telah menampilkan nuansa pelangi yang indah yakni merawat keberagaman dalam persatuan. Â Desa ini jaraknya tidak jauh dari Kota Medan, berkisar lebih kurang 20 km.Â
Desa yang terletak di perbukitan ini dengan lebih kurang 200 KK yang di dominan umat Kristiani telah menampakkan toleransi yang tinggi antar pemeluk umat beragama. Masyarakat yang kebanyakan bermata pencarian petani tetap hidup rukun dan damai tanpa pengaruh dengan issu-issu SARA yang tengah berkembang akhir-akhir ini di Sumut.
Minggu, 25 Februari 2018 pukul 14.00 WIB Jemaah Muslim Ahmadiyah Cabang Namorambe yang berkedudukan di Dusun 4 Desa Gunung Kelawas mengadakan acara untuk peresmian Rumah Missibaru, setelah bangunan yang lama direnovasi.
Sebelum acara  peresmian, diadakan wirid pengajian gabungan cabang-cabang Ahmadiyah se-Wilayah Sumut 1 bertempat di Rumah Missi baru yg dihadiri sebanyak 170 orang. Hadir selain anggota Jemaah Muslim Ahmadiyah dari cabang Medan, Belawan, Tanjung Morawa, Tanjung Pura, Berastagi, dan Namorambe sebagai tuan rumah, juga masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Rumah Missi.
Rumah missi yang diresmikan ini berukuran 13 x 12 meter persegi termasuk teras yang terdiri dari 3 buah kamar luas yg sudah dilengkapi fasilitas AC dan kamar mandi di dalam dengan interior layaknya hotel. Selain itu ruang tengah seluas 36 meter persegi digunakan sebagai ruang tamu sekaligus Tabligh Center (Pusat Penerangan Islam dan Perkembangan Jemaah Muslim Ahmadiyah di Seluruh Dunia).
"Pengajar sudah ada 3 orang yg mengajarkan pelajaran Bahasa Inggris dan membantu anak-anak yg kesulitan dalam mengerjakan PR dari sekolah", demikian penjelasan dari Bpk Mubaligh M. Nasrun sebagai tuan rumah Jemaah Ahmadiyah Cabang Namorambe. Para pengajar ini adalah relawan yg tergerak hatinya untuk membantu anak-anak generasi muda sekitar tanpa dibayar alias gratis.
Disini hadir juga Bapak Kaur Pembangunan Desa yang mengatakan, "Jadi dengan adanya Rumah Missi ini yang sudah ditinggikan sehingga tidak kebanjiran lagi, Â maka berkuranglah tugas beban kami", Ujar Hendri, yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Kuta Tengah ini.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Bapak Daniel Tarigan, selaku Pendeta dari GPKP Desa Gunung Kelawas. Beliau menyambut baik atas apa yang dilakukan oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah dan berharap agar semakin terjalin Kerukunan Umat Beragama di desa ini.
Sambutan terakhir disampaikan oleh Bapak Miswanto, Perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pemprov Sumatera Utara bahwa semoga dengan terbentuknya Taman Belajar ini menjadi percontohan bagi Desa-desa lainnya.
Sebagai pembawa acara, Mln. Nasrun Aminullah Muchtar yang juga selaku Mubaligh yang menempati Rumah Missi ini mengatakan bahwa sangat bersyukur sekali dengan selesainya pembangunan Rumah Missi dan fasilitas Taman Belajarnya dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan doa-doa dari seluruh yg menghadiri peresmian.
Terlihat sekali tidak ada sekat dalam acara tersebut. Berbeda dalam keimananbukan berarti berjarakdalam hubungan kemanusiaan. Acara pun diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Mubaligh Ahmadiyah untuk Daerah Sumatera Utara, Mln. Muhammad Idris.
Jemaah Ahmadiyah dengan mottonya Love for All -- Hatred for None telah memberikan bukti nyata dalam sila ke tiga Pancasila, Persatuan Indonesia.
Sekedar tambahan penutup dari penulis, kiranya tepat apa yang disampaikan oleh Khalifah Ali bin Abu Thalib ; "Dia yang bukan Saudaramu dalam satu iman adalah Saudara dalam Kemanusiaan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H