Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bersama Guru "Berlayar" Asik di Tanjung Balai

9 Januari 2018   01:14 Diperbarui: 9 Januari 2018   23:46 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya bersama isteri, saya  menyiapkan segala sesuatu yang perlu dibawa esoknya. Tidak lupa membawa mantel dan payung serta tak kalah penting Geliga krim yang baru dibeli dua hari lalu. Tidak lupa minyak aroma therapy untuk antisipasi masuk angin selama diperjalanan.

 "Bang, itu apa yang dipakai ke kakinya ?", tanya seorang guru perempuan kepada saya saat di dalam kereta api yang sudah jalan.

Saat itu saya mengeluarkan Geliga krim dan mengoleskannya di kaki, punggung dan tengkuk. Lalu dikusuk-kusuk (dipijat-pijat /diurut).

Mengatasi pegal dengan Geliga krim (Dok. F. Tanjung)
Mengatasi pegal dengan Geliga krim (Dok. F. Tanjung)
Kemudian saya terangkan, Geliga ini semacam obat mengatasi rasa pegal, nyeri otot, kram, keseleo dan nyeri otot lainnya. Berbentuk krim berwarna putih. Cukup oleskan secukupnya pada kaki atau tubuh yang terasa nyeri. Rasanya lembut dan hangat. Dan tidak lengket pada pakaian.

Sambil dibantu isteri untuk mengusuk pada bagian punggung dan tengkuk, saya jelaskan lagi Geliga krim ini juga cocok untuk perempuan dan anak-anak.

"Ini kemaren habis kerja berat sebelum berangkat. Jadi pegal-pegal linu sudah terasa sekarang", alasan saya menggunakan Geliga Krim sambil dibawa senyum.

Rupanya ada guru lain yang senyam-senyum melihat saya lagi dikusuk sama isteri.

"Nah..., ini baru isteri sayang sama suami", canda seorang guru perempuan yang sedang berjalan menuju toilet.

Cuaca yang mendung pada pagi keberangkatan itu ditambah dengan dinginnya AC sekarang jadi hangat oleh Geliga krim. Meresap lembut ke badan. Aroma mentholnya membuat nyaman terasa. Tak lama berselang saya terlelap untuk beberapa saat.


Tak terasa, sekitar jam 11.00 WIB kereta api telah sampai di Tanjung Balai. Sama dengan mobil, waktu tempuh dengan kereta api dari Medan ke Tanjung Balai sekitar 4,5 -- 5 jam. Itu sudah termasuk berhenti sejenak di beberapa stasiun untuk menurunkan dan menaikan penumpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun