Dalam Islam, mengunjungi keluarga orang yang meninggal dunia disebut takziah. Dapat juga dikatakan untuk "mengibur" bagi keluarga yang mengalami musibah kematian.Â
Takziah menurut fikih dilakukan selama 3 hari pasca wafatnya seseorang, sebagai wujud dari simpati kepada keluarga yang ditinggal wafat. Terkadang waktu untuk takziah itu bisa seminggu atau lebih. Aturan waktu ini tidaklah kaku, tergantung situasi dan kondisi bagi keluarga tersebut.
Bertakziah bertujuan untuk meringankan beban bathin kepada orang atau keluarga yang mengalami musibah kematian. Wajib penekanannya takziah dilakukan oleh sanak family, handai taulan serta masyarakat sekitarnya.
Komunitas dari Jemaah Ahmadiyah pun juga turut serta dalam acara takziah ini ke kediaman keluarga Bapak Irwansyah, MAÂ di Medan, salah satu dosen dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) pada Kamis (16/11/17).
Istri dari Bapak Irwansyah, Dr. Aisyah yang juga Dosen di UINSU telah berpulang ke Rahmatullah dua minggu yang lalu dari tanggal kunjungan. Disebabkan penyakit langka yang cukup lama di derita almarhumah. (sumber)
Seminar dan dialog tentang pluralitas, keberagaman dan kebangsaan adalah hal yang sering dibangun oleh suami istri tersebut. Boleh dikatakan rumah tempat tinggalnya tidak pernah sepi dari aktivitas para mahasiswanya baik konsuling tugas akhir maupun berdiskusi. Kebiasaan ini juga berlanjut pasca wafatnya istri beliau.
Rombongan dari jemaah Ahmadiyah dipimpin oleh Bapak Mubaligh Muhammad Idris yang baru saja beberapa bulan bertugas di Medan. Tuan rumah pun sangat senang dengan kedatangan tamu dari Ahmadiyah yang selama ini mendapat stigma buruk oleh sebagaian umat Islam.
Sehingga menjadi suatu kehormatan bagi keluarga Bapak Irwansyah. Dalam penuturannya, beliau juga telah lama mengenal tentang Jemaah Ahmadiyah dalam hal bertabligh ke benua Eropa, Amerika dan Afrika.
Setelah makan nasi goreng bersama, selanjutnya mendengarkan pengalaman Ustad Muhammad Idris yang selama lebih kurang delapan tahun "berdakwah" di Tuvalu (negara kepulauan yang terletak diantara Hawai dan Australia di Samudera Pasifik), menyebarkan "sejuknya" al-Islam ditengah-tengah masyarakat Kristiani dan bersama-sama tokoh Kristiani berhasil menyemaikan bibit "toleransi" dan "kerukunan" di pulau yang hanya berpenduduk 11 ribu jiwa itu.
Beliau sangat tertarik dengan metode dakwah Ahmadiyah sehingga dapat menyiarkan Islam ke seluruh dunia hingga masuk ke pelosok-pelosok dunia dengan damai.
"Yang jelas yang bisa menyaingi dakwah Kristen dan Katolik, ya Ahmadiyah", kata pak Irwansyah.
Berikut ini tulisan langsung Pak Irwansyah tentang kesan kunjungan Jemaah Ahmadiyah Medan ke rumah beliau waktu itu;
"Rinduku padamu sedalam Samudra di Polynesia...
Kunjungan teman-teman yang mewakili LSM Aliansi Sumut Bersatu (ASB) bersama saudara-saudara ku dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia Sumatera Utara dan Juru Warta Tribun Medan, di Jalan Selamat 77 B, dalam rangka "Takziah" tentu membuatku sangat rindu kepadanya. Karena ia biasa hadir menyambut hangat kehadiran mereka dalam diskusi tentatif yang kami lakukan dalam rangka memperjuangkan kebhinekaan / keberagaman.
Do'a kami bersama, semoga "diskusi" sederhana ini membuat Bu Aisyah (almh) yang selama hayatnya menyukai diskusi, merasa "bahagia" di alam sana, dan pula dapat merasakan "gelombang" rinduku yang hanyut semakin dalam sampai ke Samudera Pasifik di Benua Oceania...
Terima kasihku pada kalian semua, yang telah berhasil mengubah rinduku yang "menyakitkan" menjadi 'energi' bak "gelombang" yang bergerak perlahan dari lautan terdalam.
Jl. Selamat 77 B -Medan, 17-11-17.
Tulisan tersebut dibuat saat menjelang diskusi berakhir. Inshaa Allah beliau akan mengundang lagi untuk bisa menyampaikan metode dakwah Ahmadiyah dalam kesempatan yang lain, tuturnya.
==========
"Sesungguhnya milik Allah-lah apa yang telah Dia ambil dan milik-Nya jua apa yang Dia berikan; dan segala sesuatu di sisi-Nya
sudah ditetapkan ajalnya. Maka hendaklah kamu bersabar dan mengharap pahala dari-Nya" (HR. Muttafaq 'alaih).
Wassalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H