Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari Gunung Terbawa Kebiasaan Itu Sampai Sekarang dengan Kayu Putih Aroma

21 November 2017   23:15 Diperbarui: 21 November 2017   23:54 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak lama kemudian si cewe bule pergi ke apotik untuk membeli sesuatu bersama teman mahasiswi ABA. Setelah kembali dari apotik, ternyata si bule membeli minyak kayu putih ukuran kecil. Wah, si bule ternyata menyukai juga produk Indonesia yang memiliki aroma khas dari minyak kayu putih, pikir saya dalam hati.

Selama diperjalanan dengan bus, bule ini sering mengoles minyak kayu putih di hidung, tengkuk dan perutnya. Membuat penumpang lain juga sedikit heran. Penumpang dalam bus boleh dikatakan rata-rata anak-anak muda yang bertujuan sama dengan kami yakni mendaki gunung.

Singkatnya kami telah sampai di lokasi bernama Nagari Koto Baru untuk kemudian beristirahat sejenak sambil makan malam. Selang satu jam kemudian, baru mulai melanjutkan perjalanan ke kaki Gunung Marapi.

Perjalanan saat turun dari gunung Marapi. Saya paling belakang dengan tas carrer merah, April 1993. Album dokumentasi bersama bule tidak tersimpan di komputer (dok. pribadi)
Perjalanan saat turun dari gunung Marapi. Saya paling belakang dengan tas carrer merah, April 1993. Album dokumentasi bersama bule tidak tersimpan di komputer (dok. pribadi)
Di kaki gunung kami kembali istirahat sejenak. Hawa khas pegunungan sangat terasa menyentuh kulit kami. Suasana malam di balut dengan kabut dan cuaca dingin tidak membuat semangat kendur, malah menjadi senang dengan ramainya para pendaki yang datang.

Beruntung malam itu langit tetap memperlihatkan bintang dan bulan yang setengah. Perjalanan mendaki dilanjutkan lagi. Udara yang dingin sudah sangat terasa meningkat. Bergerak terus adalah solusi untuk mengurangi rasa dingin. Disaat letih, istirahat sejenak yang tentu hawa dingin kembali mengusik.

Olesan minyak kayu putih ke tubuh memang membantu memberikan rasa hangat dan nyaman. Aroma khas minyak kayu putih setidaknya juga mampu mengatasi perut kembung dan kepala pusing.

Botol minyak kayu putih ukuran kecil yang di beli si bule itu kini tinggal setengahnya. Ke dua bule ini bergantian memakainya. Sementara punya saya yang ukuran sedikit lebih besar masih banyak tersisa. Praktis saja saya tawarkan kepada bule itu agar punyanya tidak habis. 

Sewaktu jeda istirahat, sempat penulis tanyakan ke si bule itu. Dijawab oleh yang bernama Sarah, bahwa pertama kali dia mencoba minyak kayu putih saat mendaki gunung pertama kali di Sumbar ini dengan kelompok lain. Ke dua bule ini baru mengenal kelompok kami. Dan mendaki untuk yang ke tiga kalinya.

Alasan lainnya juga dikatakan, aroma khas tumbuhan tropis Indonesia dalam bentuk minyak memang disukai di benua kami, Eropa. Pantas saja sejak dahulu kala bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba datang ke Indonesia untuk mendapatkan rempah-rempah nusantara, pikir saya lagi dalam hati.

Paginya kami telah sampai di atas. Cuaca cerah dengan mentari pagi memperlihatkan  goresan alam berupa sunriseyang sangat indah.Membuat rasa letih dan capek jadi hilang dengan pemandangan lepas ke segala penjuru mata angin. So pasti, kamera segera dikeluarkan untuk mengabadikan nuansa alam yang indah itu.

Ada yang berkesan bagi saya pribadi selepas pulang mendaki gunung bareng bule. Yaitu, mereka ternyata sangat menyukai juga dengan hasil produk rempah-rempah dalam negeri yang dikemas dalam berbagai produk. Diantaranya minyak kayu putih Cap Lang yang diproduksi oleh PT. Eagle Indo Pharma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun