Tak lama kemudian si cewe bule pergi ke apotik untuk membeli sesuatu bersama teman mahasiswi ABA. Setelah kembali dari apotik, ternyata si bule membeli minyak kayu putih ukuran kecil. Wah, si bule ternyata menyukai juga produk Indonesia yang memiliki aroma khas dari minyak kayu putih, pikir saya dalam hati.
Selama diperjalanan dengan bus, bule ini sering mengoles minyak kayu putih di hidung, tengkuk dan perutnya. Membuat penumpang lain juga sedikit heran. Penumpang dalam bus boleh dikatakan rata-rata anak-anak muda yang bertujuan sama dengan kami yakni mendaki gunung.
Singkatnya kami telah sampai di lokasi bernama Nagari Koto Baru untuk kemudian beristirahat sejenak sambil makan malam. Selang satu jam kemudian, baru mulai melanjutkan perjalanan ke kaki Gunung Marapi.
Beruntung malam itu langit tetap memperlihatkan bintang dan bulan yang setengah. Perjalanan mendaki dilanjutkan lagi. Udara yang dingin sudah sangat terasa meningkat. Bergerak terus adalah solusi untuk mengurangi rasa dingin. Disaat letih, istirahat sejenak yang tentu hawa dingin kembali mengusik.
Olesan minyak kayu putih ke tubuh memang membantu memberikan rasa hangat dan nyaman. Aroma khas minyak kayu putih setidaknya juga mampu mengatasi perut kembung dan kepala pusing.
Botol minyak kayu putih ukuran kecil yang di beli si bule itu kini tinggal setengahnya. Ke dua bule ini bergantian memakainya. Sementara punya saya yang ukuran sedikit lebih besar masih banyak tersisa. Praktis saja saya tawarkan kepada bule itu agar punyanya tidak habis.Â
Sewaktu jeda istirahat, sempat penulis tanyakan ke si bule itu. Dijawab oleh yang bernama Sarah, bahwa pertama kali dia mencoba minyak kayu putih saat mendaki gunung pertama kali di Sumbar ini dengan kelompok lain. Ke dua bule ini baru mengenal kelompok kami. Dan mendaki untuk yang ke tiga kalinya.
Alasan lainnya juga dikatakan, aroma khas tumbuhan tropis Indonesia dalam bentuk minyak memang disukai di benua kami, Eropa. Pantas saja sejak dahulu kala bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba datang ke Indonesia untuk mendapatkan rempah-rempah nusantara, pikir saya lagi dalam hati.
Paginya kami telah sampai di atas. Cuaca cerah dengan mentari pagi memperlihatkan  goresan alam berupa sunriseyang sangat indah.Membuat rasa letih dan capek jadi hilang dengan pemandangan lepas ke segala penjuru mata angin. So pasti, kamera segera dikeluarkan untuk mengabadikan nuansa alam yang indah itu.
Ada yang berkesan bagi saya pribadi selepas pulang mendaki gunung bareng bule. Yaitu, mereka ternyata sangat menyukai juga dengan hasil produk rempah-rempah dalam negeri yang dikemas dalam berbagai produk. Diantaranya minyak kayu putih Cap Lang yang diproduksi oleh PT. Eagle Indo Pharma.