Sepeda diletakkan di atas bus. Ya, kami sengaja tidak menempuhnya dengan sepeda ke lokasi. Artinya untuk menjaga stamina dan waktu.
Perlu juga diketahui, persiapan ekspedisi ini tidak ada yang mensponsori, murni dari dana pribadi masing-masing. Aktivitas misi ini sengaja tidak kami publikasikan ke teman-teman pendaki. Kecuali kepada ketua masing-masing organisasi kami.
Sesampai di titik lokasi pendakian Nagari Koto Baru, setelah makan siang kami bertiga melanjutkan perjalanan ke Tower posko pengamatan Gunung  Marapi. Â
Info yang kami dapatkan dari penjaga tower, belum ada satu pun para pendaki yang datang. Ya, sengaja kami mendaki di siang hari lebih cepat dengan tujuan "menghindar" dari ramainya pendaki yang akan berdatangan. Biasanya mereka akan memulai mendaki pada waktu malam hari.
Sesudah istirahat di posko pengamatan Gunung Marapi, lanjut menuju posko pesanggerahan pendaki yang terletak di kaki gunung. Jalan tanah di sini sebagian masih landai dan bisa di lalui sepeda. Â
Udara dingin khas pegunungan sudah mulai terasa. Sesampai di pesanggerahan waktu sudah menjelang sore. Kami beristirahat sejenak sambil makan snack ringan dengan kopi panas. Kabut dan udara dingin sudah mulai terasa.
Sewaktu istirahat di pesanggerahan, kami sempat bertemu 2 turist asing yang baru saja turun gunung. Mereka ternyata suami-isteri dari Chekoslovakia (ketika itu Negara ini belum terpecah).
Kami tawarkan minuman kopi panas. Bule ini pun sangat senang sekali menerimanya. Dan mengatakan lezat sekali. Padahal kopi tersebut kami campurkan jahe. Tujuannya biar tidak mudah masuk angin.
Kemudian melihat ada sepeda terparkir di situ, bule ini heran dan bertanya juga. Lalu kami jelaskan tujuan kami membawa sepeda ke gunung Marapi yaitu dalam rangka Indepndence Day Indonesia yang ke 43.
Bule yang pria takjub dan member hormat dengan menggerakkan sedikit tangan kanannya kepada kami. Setelah habis secangkir kopi mereka pamit dan buru-buru melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi karena sudah ada temannya yang menunggu sekalian melapor ke Polsek Koto Baru.
Tak lupa mereka memberikan semacam sticker berlogo semacam LSM yang berbahasa Cheko kepada kami, yang artinya jika mereka sempat datang ke negaranya, maka perlihatkan sticker ini ke orang disana, nantinya pasti akan diantarkan ke tempatnya.