Semua pendaki yang saat itu berada di atas terkejut. Begitu juga yang berada di Puncak Merpati langsung berlari tunggang langgang menuruni puncak. Eri Incek sempat terkena batu panas seukuran buah rambutan di lengannya. Membuat jacket levisnya jadi bolong.
Hujan abu langsung membumbung tinggi ke angkasa. Seiring itu pula hujan batu pun ikut menyertai. Hingga sampai ke Puncak Merpati yang berjarak kira-kira berkisar 300 meter dari Kawah Verbeck.
Mengenai tewasnya Abel Tasman, mari kita dengar dari kisah lainnya.
Berikut adalah penuturan saksi hidup Wing Hing Ing (Herwin Sukhavira) yang saat itu menyaksikan detik-detik Gunung Marapi meletus.
Saya pun berhasil melacak fb beliau dan mengundang ke dalam group Ikatan Pendaki Gunung Sumatera Barat (IPG-SB) untuk menceritakan kembali pengalamannya ketika itu.
Beruntung Wing Hing masih menyimpan dokumentasi tragedi Marapi meletus. Sebenarnya saya juga masih menyimpan dokumentasi ini, tapi sewaktu pindah ke Medan, sebagian besar album foto saya tidak ikut terbawa.
Uraian kisah beliau ini sedikit ada "pengeditan" dan penegasan kata di dalam tanda kurung. Pada intinya tidak mengubah substansi kisah nyata dari pengalaman Wing Hing Ing.
True Story Letusan Gunung Marapi Minggu, 5 Juli 1992.
(Begitu judul yang dituliskan oleh : Wing Hing Ing).
Sebenarnya ini pengalaman pahit yang kualami selama perjalanan petualanganku, karena alam memang tidak bisa diduga sebentar ramah sebentar ganas.