Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumatera Barat dalam Membangun Budaya Sadar Bencana Lewat Peran Radio

6 Juli 2017   01:51 Diperbarui: 7 Juli 2017   05:31 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Radio RRI Padang berperan aktif dalam membangun budaya sadar bencana serta update berita pasca bencana [sumber; www.prosaturripadang.wordpress.com]

 Peran Radio Dalam Membangun Sadar Bencana di Kota Padang.

 Penulis teringat ketika masih tinggal di Kota Padang,beberapa stasiun radio ketika itu sekitar tahun 2007 menayangkan pesan himbauan berupa "iklan" tentang edukasi dan mitigasi bencana alam. 

 Dalam tayangnya dengan durasi kira-kira satu menit kurang, diceritakan tentang gempa bumi yang terjadi. Tak lama berselang diiringi tsunami, dan warga diperlihatkan begitu panik. Suasana begitu mencekam karena diiringi dengan angin kencang. 

 Sajian itu dikemas dalam bentuk voice audio yang seolah-olah nyata. Tak lama setelah itu muncul iklan himbauan tentang upaya menghindar dari reruntuhan gedung dan tsunami.

 Dalam jeda siarannya,iklan mitigasi bencana itu diulang beberapa kali tiap hari. Dengan tujuan agar masyarakat melek dengan informasi tentang mitigasi bencana alam. Sebagai contoh, RRI Pro-1 FM sering memutar acara tembang lawas dan diskusi interaktif. Disaat jeda, maka iklan ini disiarkan. Dengan sendirinya masyarakat dengan mudah dapat merekam atau mengingatnya. 

 Dalam diskusi interaktif di RRI Padang, para pakar menyampaikan tentang "apa dan bagaimana" gempa dan tsunami. Intinya oleh para pakar dianjurkan untuk tidak terlalu panik dan tetap berusaha mengurangi resiko bencana (disaster risk), terutama dari segi korban jiwa. 

 Penulis pun tidak ketinggalan ikut dalam acara talk show demikian. Disamping memberikan pertanyaan juga memberikan saran dan masukan kepada nara sumber.

 Acara ini pun terbukti sangat di minati oleh masyarakat. Pola program materi terbangun konstruktif -- efektif dalam hal edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat (disaster risk management).

 Dapat dilihat dari banyaknya telpon yang masuk ke meja operator. Sehingga acara tanya jawab itu dibagi dalam tiga session. Di pandu dengan dua moderator yang piawai dalam memandu acara. 

 Dengan demikian warga yang mendengar dimana saja berada bisa berperan aktif dalam memberikan pertanyaan dan sumbang saran kepada nara sumber. 

 Masih ingat di benak penulis ketika gempa bumi 7,6 SR (Skala Richter) melanda Sumatera Barat pada 30September 2009 yang lalu. Gempa ini dijuluki dengan Gempa G-30-S 2009, yang terjadi sesudah 10 hari Hari Raya IdulFitri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun