Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi Memberikan Pesan kepada Dunia

3 Desember 2016   18:19 Diperbarui: 3 Desember 2016   18:58 3260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Jokowi naik mimbar yang dibantu oleh petugas keamanan (sumber; via WA group by Budiarto)

Kemudian perang Arab - Yaman, telah memicu krisis di negara Yaman. Hingga sekarang konflik ke dua Negara masih belum selesai. Pemicu eskalasi kekerasan terbaru di Yaman adalah ketegangan diplomatik terbaru antara Arab Saudi dengan Iran, yang disulut eksekusi mati ulama Syiah di Arab Saudi, Nimr al-Nimr. Arab Saudi kini menyasar aliansi Iran di Yaman, yakni kelompok pemberontak Syiah Houthi.

Aksi itu dilatar belakangi dengan kelompk pro pemerintahan dengan oposisi. Muatan politis memang kental sekali terutama dalam hal penguasaan energy (minyak). Dimana Arab Saudi cadangan minyaknya pun mulai berkurang. Sehingga pihak pemerintah ‘meminta” bantuan ke Negara Arab. Bak gayung bersambut, sambil menyelam minum air, Arab pun mengirimkan bala bantuannya ke Yaman untuk menghadapi kaum pemberontak (Houti). Lagi-lagi sumber energy yang melatari konflik Negara tersebut.

Puncaknya Irak dan Syiria dengan membentuk afiliasi Negara Islam Irak-Syiria (ISIS). Lagi-lagi latar belakang agama dijadikan alasan untuk menguasai energi di kedua Negara tersebut. Tiada hari Negara ini sesumbar terus akan menggoyang dunia dengan daulah tatanan khilafat. Menerapkan system hukum Islam yang nota bene jauh panggang dari api. Menyiksa dan membunuh seenaknya kepada warga yang tidak patuh kepada mereka. Sehingga terjadi gelombang massal besar-beasaran /eksodus warga di kedua Negara ini ke Eropa untuk meminta perlindungan akibat konflik di Negara mereka.

Tahun 2010, Arab Spring pecah dan mengubah situasi di Timur Tengah. Namun, di Suriah, diktator Bashar Al Assad yang berasal dari kalangan Syiah tidak berpikir akan mundur dari jabatannya. Perang sudara pun terjadi. Tentara Assad membunuh rakyat mereka sendiri. Semakin lama perang itu berlangsung, semakin banyak kelompok-kelompok milisi asing bergabung dalam peperangan itu. Kebanyakan dari mereka datang karena alasan agama. Mereka bertujuan dapat mendirikan sebuah negara Islam di kawasan itu.

Pakistan, sebagai Negara pemerintahan Islam yang berbentuk Republik ini lebih komyol lagi.
 dijuluki dengan negeri tanpa kudeta. Di Pakistan, naik turun di singgasana pemerintahan seperti sudah menjadi hal yang lumrah dan kerap terjadi. Tidak terkecuali orang yang telah menduduki jabatan perdana menteri, kemudian terjungkal, lalu naik lagi ke tampuk pe­merintahan, lalu terjungkal lagi.

Negeri ini juga tiada hari tanpa bom bunuh diri. Seperti Irak, Syiria, dan afhanistan. Sejak memisahkan diri dari India, dan memproklamirkan negaranya pada tahun 1947, selalu dirundung konflik yang berkepanjangan. Kudeta demi kudeta mewarnai pemerintahan Pakistan. Silih berganti rezim, yang selalu berakhir konflik internal. Konflik demi konfik Negara ini juga tidak terlepas andil dan pengaruh dari mullah-mullah mereka (ulama).

Masing-masing kelompok  (firkah) juga saling tuding kafir-mengkafirkan sesama mereka. Suatu kelompok yang tidak sepaham dengan kelompok lain, dituding makar dan di cap kafir. Sementara Pemerintahan tidak berdaya menghadapi firkah-firkah Islam yang beraliran keras di Pakistan ini. Boleh dikatakan seolah-olah Pemerintah gamang dan takut kepada kelompok-kelompok fundamental Islam yang berpengaruh disana.

Tidak sedikit kejadian di pasar-pasarnya /pusat keramaian terjadi ledakan bom bunuh diri. Parahnya, di tempat ibadah / masjid pun kelompok radikal ini berani mengadakan makar berupa bom bunuh diri.

Belum lagi konflik dengan Negara tetangganya yaitu India yang latar belakang tentang penguasaan wilayah di perbatasan India – Pakistan, Khasymir yang terkenal dengan dataran tinggi serta lembahnya yang indah serta bukit-bukit yang subur.

Model konflik-konflik yang berkecamuk di Negara-negara Islam tersebut, mudah saja akan terjadi di Indonesia. Dengan misal alasan penistaan agama, akan terjadi efek domino yang berantai. Indikasinya sudah jelas adanya rencana upaya makar oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan moment aksi demo umat Islam jilid 1-2-3. Terbukti dengan penangkapan 10 orang oleh Polda Metro Jaya yang di duga akan melakukan makar.

Konflik yang dialami Negara-negara Islam di Timteng itu memang tidak lepas dari akar masalah ekonomi dan ketidakadilan. Suatu hal yang lumrah juga sebagai pemicu perang saudara. Dan ini pula yang dikhawatirkan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bahwa Indonesia bisa bernasib sama seperti Negara di Timteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun