Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Bersahabat dengan Bencana dan Upaya Mitigasi Lewat Peran (Sandiwara) Radio

13 September 2016   21:31 Diperbarui: 21 Oktober 2016   14:19 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar pergerakkan lempeng benua (sumber gbr ; BNPB)

Anggap saja persiapan ini seperti pergi kemping atau mendaki gunung. Setelah itu letakkan di tempat yang aman dalam rumah dan mudah dijangkau nantinya sewaktu dan / atau setelah gempa. Sebelum tsunami terjadi, ada jeda waktu pasca gempa sekitar 20 – 30 menit {berkaca dari kejadian tsunami Aceh).

Rengkahan jalan yang cukup besar akibat gempa G-30-S 2009 di Pariaman (dokpri. F Tanjung)
Rengkahan jalan yang cukup besar akibat gempa G-30-S 2009 di Pariaman (dokpri. F Tanjung)
2) Saat Bencana.

Saat gempa terjadi :
 A)  Bila di dalam gedung ;
      a) berlindung segera di bawah meja.
      b) hindari lift dan gunakan tangga saat turun. Pastikan kepala terlindung dengan tas
          atau buku-buku.
      c) bagi perempuan jangan menggunakan sepatu hak tinggi, bisa berakibat fatal sewaktu
          berlari menuruni anak tangga. Sebaiknya dilepaskan.
      d) Segera menuju tanah lapang atau titik evakuasi.
B)  Bila diluar gedung ;
                 a) hindari tiang listrik dan gedung tinggi
                 b) bila berkendaraan, segera hentikan kendaraan anda dan keluar. Cari posisi tanah yang
                    lapang. Jangan lupa matikan kendaraan anda
                  c) hindari jalan yang retak.
                 d) bagi warga berada di pinggir pantai, perhatikan ke arah laut, apakah melihat banyak
                     burung terbang ke arah darat atau tidak. Jika ada melihatnya, berarti akan terjadi
                     tsunami.
                  e) segera menjauhi pantai.

C) Sewaktu di dalam rumah ;
                 a) bila dalam keadaan memasak, matikan segera kompor. Jangan hiraukan masakan lezat
                    hampir matang.
                 b) Matikan listrik kalau sempat.
                 c) Segera keluar dan mencari tanah lapang.

Perlu diketahui juga bahwa, tsunami akan terjadi jika magnitudo gempanya besar. Menurut Bapak Dr. Kemal Mustafa (peneliti kegempaan Universitas Andalas Padang) minimal 6,5 SR dan berada di kedalaman - + 30 km dibawah permukaan laut. Dan gempa bersifat sesar vertikal seperti gempa dan tsunami di Aceh 26 Desember 2004.

Ada beberapa model sifat gempa yang disampaikannya. Tapi artikel ini tidak membahas secara detail tentang hal tersebut. Jadinya, ada waktu sekitar 15 – 20 menit tsunami akan datang setelah gempa.

Penulis (baju coklat kotak-kotak) dan tim relawan berkoordinasi dengan petugas Dinas Kesehatan Kab. Padang Pariaman dalam rangka membuka Dapur Umum di Sungai Limau Kab. Pdg. Pariaman, Oktober 2009 (dokpri. F Tanjung)
Penulis (baju coklat kotak-kotak) dan tim relawan berkoordinasi dengan petugas Dinas Kesehatan Kab. Padang Pariaman dalam rangka membuka Dapur Umum di Sungai Limau Kab. Pdg. Pariaman, Oktober 2009 (dokpri. F Tanjung)
3) Sesudah Bencana.

Segera mencari anggota keluarga di titik pertemuan yang telah disepakati. Ada pun yang perlu dilakukan :
 a) Cek jaringan telpon seluler, apakah sudah pulih jaringan atau belum. Jika belum, harap bersabar. Biasanya 2 – 3 jam jaringan sudah pulih. Tergantung      percepatan petugas ahlinya.
 b) Jika jaringan pulih, hubungi anggota keluarga.
 c) Tunggu informasi yang disampaikan oleh pemerintah. Biasanya akan disampaikan lewat mobil dengan pengeras suara dan juga lewat radio                (seperti kejadian gempa G-30-S di Padang, RRI memegang peranan utama dalam up date perkembangan berita)
d) Ikuti terus perkembangan dan petunjuk yang disampaikan oleh pemerintah.
e) Jangan mudah terpancing isyu-isyu yang tidak jelas sumbernya.
f) Tetap tenang dan jangan mudah panik.
g) Dan jangan lupa, berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberikan petunjuk, kekuatan, serta kesabaran dalam menerima cobaan hidup ini.

Ilmu pengetahuan sampai sekarang ini memang belum bisa memprediksikan kapan gempa bumi terjadi.  Dan ini memang Kuasa Sang Illahi yang tahu. Tetapi dalam hal ini kita pun juga dianjurkan untuk tetap terus berusaha menghindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.  

Upaya pencegahan sedini mungkin dari resiko bencana alam dapat ditekan seminimal mungkin, jika masyarakat sadar dan bisa hidup bersahabat dengan alam. Misalnya, membangun rumah tidak boleh di kawasan dekat di perbukitan, akan rentan sekali dari longsor akibat hujan dan gempa. Perlu upaya yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan tentang edukasi dan mitigasi bencana alam. Dengan tujuan mengurangi resiko korban jiwa yang banyak.

Seorang ibu paruh baya dengan rumahnya yang hancur akibat gempa, sedang mengumpulkan batu bata untuk membuat barak sementara di Nagari Sungai Limau, Kab. Pdg. Pariaman (dokpri. F. Tanjung)
Seorang ibu paruh baya dengan rumahnya yang hancur akibat gempa, sedang mengumpulkan batu bata untuk membuat barak sementara di Nagari Sungai Limau, Kab. Pdg. Pariaman (dokpri. F. Tanjung)
Sebuah rumah yang hancur rata tanah di Sungai Limau, Kab. Pdg. Pariaman (dokpri. F. Tanjung)
Sebuah rumah yang hancur rata tanah di Sungai Limau, Kab. Pdg. Pariaman (dokpri. F. Tanjung)
Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun