Negatifnya, mungkin akan terkena kartu, tetapi positifnya respons yang reaktif akan membuat wasit menjadi terprovokasi sehingga susah membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
IS terlihat belum tertarik menggunakan strategi ini walaupun setidaknya taktik "nakal" lainnya juga sudah dipakai dengan drama cederanya para pemain timnas U23 tatkala di posisi unggul.
IS tidak perlu mengadopsi taktik invisible tackle dan reactive response ini di setiap laga, tapi sekiranya perlu digunakan pada saat tertentu kala menghadapi tim-tim dengan taktik yang sama atau di laga yang menentukan. Sebab yang akan selalu tertulis dalam sejarah adalah gelar juara, sedangkan permainan "nakal" perlahan akan dilupakan seiring berjalannya waktu.
Minimnya Variasi Strategi IS
Realitanya memang tidak ada strategi permainan yang memiliki kejayaan absolut dalam sepakbola seperti Catenaccio ala Italia, Jogo Bonito ala Brasil, Kick and Rush ala Inggris, Total Football ala Belanda, Tiki Taka ala Spanyol, False Nine ala Jerman, sampai Pepepa ala IS.
Kelemahan Pepepa IS saat ini terlihat masih monotonnya strategi yang dipakai. Serangan hanya diandalkan pada sisi sayap minim sekali adanya penetrasi dan kreasi dari lini tengah.
Pola pergantian pemain juga kerap tak mengubah strategi. Ketika Evan Dimas, Osvaldo, Firza, Egy, atau Saddil out yang masuk adalah pemain dengan posisi yang sama. Misal, Abimanyu sebagai pengganti Evan, Rafli menggantikan Osvaldo, atau Witan untuk mengganti Egy.
Selain itu permasalahan fokus dalam bertahan adalah salah satu kelemahan yang masih belum ditemukan obatnya.
Terkadang IS masih berani mengganti the winning team's squad pada saat pertandingan-pertandingan penting.
IS tidak menginstruksikan pemainnya untuk bermain lebih spartan
Sejatinya filosofi sepak bola Indonesia dan Vietnam memiliki kesamaan dengan mengandalkan passsing-passing pendek dan kecepatan, namun sekali lagi pembedanya hanya pada mental di mana para pemain vietnam lebih spartan dalam bermain untuk mencapai tujuan mereka menjadi juara.Â
Risiko tentu saja ada berupa benturan fisik sampai cedera, dan peringatan sampai pemberian kartu oleh pengadil lapangan. Namun bukankah itu semua adalah sebuah keniscayaan di dalam permainan final sepak bola dengan tensi yang tinggi.