Depresi yang berat menjadi salah satu penyebab terjadinya bunuh diri. Depresi timbul karena konsep diri yang keliru sehingga membuat seorang merasa tidak diinginkan, tidak berharga dan tidak seorang pun mengasihi mereka. Depresi pada pelaku biasanya ditandai oleh tiga hal utama yakni; pandangan yang negatif pada diri dan masa depan, adanya pengulangan ide bunuh diri dan pikiran ambivalen dan distorsi kognitif yang membuat seseorang tidak bisa berpikir tentang solusi lain yang lebih baik.
2. Lemahnya Sistem Pengontrolan Diri
 Bunuh diri seringkali terjadi karena lemahnya sistem pengontrolan diri. Seorang tidak mampu mengontrol dirinya yang kemudian ia terjebak dalam perilaku bunuh diri. Manusia terkadang menanggapi sebuah persoalan bukan berdasarkan pada realitas yang ada, tetapi cenderung mendasarkan diri pada bentuk pergolakan batin yang keliru, sehingga timbul interpretasi dan pengertian yang keliru. Dalam artian ini bahwa seorang yang melakukan bunuh diri tidak lagi mempertimbangkan dampak atau akibat yang diperoleh dari keputusan dan tindakan yang diambil. Tindakan bunuh diri yang dilakukan tanpa pertimbangan rasional yang matang menurut hemat penulis disebabkan oleh lemahnya sistem pengontrolan diri. Manusia tidak mampu mengontrol dirinya dalam mengatasi persoalan dalam kehidupannya.
- Faktor Sosial
Tidak dapat dimungkiri bahwa faktor eksternal seperti situasi sosial dalam keluarga dan juga masyarakat merupakan salah satu penyebab tindakan bunuh diri. Berikut ini beberapa situasi sosial yang berdampak pada tindakan bunuh diri:
1. Keluarga
      Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi timbulnya masalah-masalah sosial. Upaya menanggulangi masalah-masalah dalam keluarga menjadi sangat penting dan merupakan bagian dari tanggung jawab bersama. Idealnya keluarga mesti menciptakan kebahagiaan dengan mengurangi ketegangan, kekecewaan, puas terhadap seluruh keadaan atau bersikap terbuka dan menerima keberadaan dirinya baik secara fisik, mental, emosi dan sosial. Sebab hal yang paling penting yang dibutuhkan seorang individu dalam proses pembentukan jati dirinya adalah pengakuan dari orang-orang terdekat mereka yakni orangtua dan keluarga mereka.
      Namun tak dapat dimungkiri juga bahwa hal tersebut sedikitnya berbeda bagi sebagian individu. Artinya bahwa terdapat sebagian besar di antaranya yang kurang bahkan tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari keluarganya. Hal ini disebabkan oleh pelbagai persoalan dan situasi yang tidak harmonis dalam kehidupan keluarga. Situasi ketidakharmonisan dalam keluarga, baik itu antara suami dan istri maupun antara orang tua dan anak-anak.
     Â
- Motif Tindakan Bunuh DiriÂ
1. Sebagai Bentuk Terhadap Penolakan Diri
   Penolakan terhadap kualitas diri seringkali membawa seseorang pada aksi bunuh diri, misalnya keadaan cacat secara fisik. Mesikipun tak banyak kasus yang tercatat bahwa motif bunuh diri dengan keadaan cacat secara fisik yang membuat seseorang tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan orang lain. Ketidakmammpuan seorang individu dalam menyesuaikan dirinya yang tidak menerima keadaan fisik yang dialami ini  yang  kemudian menurut hemat penulis menjadi salah satu penyebab bunuh diri.
   Setiap manusia pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Hal ini merupakan petanda bahwa manusia bukanlah makhluk yang sempurna, yang tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Namun tak dapat dimungkiri bahwa seringkali kegagalan membawa seseorang pada tindakan yang diluar dari nalar manusia. Kemudian prediksi terhadap masa depan yang keliru juga mengantar perasaan seseorang untuk melakukan aksi bunuh diri.