Siapa sih yang tidak suka liburan?
Saya yakin setiap anak bahkan orang dewasa menantikan hari libur.
Di akhir Oktober ini kita punya libur panjang selama 3 hari yaitu tanggal 28 hingga 30 Oktober 2020. Tentunya menyenangkan bukan? Saya sangat tertarik dengan topik pilihan kompasiana saat ini.Â
Sebab banyak orang termasuk saya begitu menanti-nantikan hari libur. Bukan berarti saya malas bekerja. Karena bagi saya dengan berhenti sejenak dari rutinitas harian, akan merefreshkan kembali pikiran dan bahkan menstimulus semangat untuk menyusun rencana kerja yang lebih luar biasa lagi. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 sebagai seorang guru harus terus mengembangkan kreativitas dalam mengefektifkan  BDR (Belajar Dari Rumah) terhadap peserta didik.
Dari kebanyakan yang saya lihat pada masyarakat perkotaan, yang namanya liburan ketika mengunjungi tempat-tempat umum tertentu.Â
Misalnya Mall untuk berbelanja sepuasnya, pantai ataupun kolam renang untuk mandi-mandi, wahana-wahana permainan yang begitu menyenangkan atau bahkan ada juga yang memilih untuk stay di rumah untuk bermain game bagi anak-anak maupun mengolah makanan bagi orang dewasa. Ada banyak cara bagi setiap orang orang menikmati liburannya.Â
Beda halnya dengan keluarga besar kami. Kebetulan kami memang tinggal di pedesaan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara. Kami tinggal di daerah pegunungan yang sebagian besar bermatapencaharian dengan cara bertani.Â
Sekalipun kami memiliki profesi sebagai guru, namun kami tidak terlepas juga dari kehidupan bertani. Sehingga  dalam menikmati sebagian waktu libur kami, kami memilih untuk menikmatinya di ladang/kebibun. Ada beberapa alasan mengapa kami memilih menghabiskan liburan di ladang.
Pertama, secara kesehatan pemandangan hijau dapat membuat lensa dan kornea mata bekerja santai. ini karena secara psikologis, warna hijau pada alam dapat memberikan respon alami pada otak, hingga memberikan efek ketenangan pada otak.
Kedua, anak-anak terhindar dari yang namanya gadget. Tidak bisa dipungkiri, dengan adanya wabah covid-19 anak-anak mau tidak mau harus bersentuhan langsung dengan gadget lebih kurang 6 jam per hari untuk melaksanakan pembelajaran dari rumah.Â
Dengan membawa anak-anak berlibu ke ladang, maka mereka akan terlepas sebentar dari androidnya. Karena secara kesehatan itu juga sangat berdampak negatif pada anak-anak.Â
Bukan hanya itu, dengan berlibur ke ladang juga anak-anak akan belajar banyak hal. Ladang adalah satu laboratorium hidup bagi anak. Dia akan belajar banyak tentang hewan dan tumbuhan di dalamnya. Selain itu, mereka belajar secara langsung tentang pertanian walaupun dalam bentuk sederhanya.
Ketiga, makan di ladang membuat makan menjadi lahap. Apapun lauk-pauknya, tidak mengurangi selesa makan. Sebagai seorang ibu, saya terkadang susah membujuk anak untuk makan. Namun ketika di ladang, malah anak-anak yang meminta waktu makan dipercepat. Dengan berlari kesana-kemari, mereka akan cepat merasa lapar dan ingin segera makan.Â
Keempat, dari segi ekonominya berlibur diladang boleh menghasilkan. Hasil kerja boleh langsung di jual di pasaran. Selain itu, sepulang dari ladang serasa pulang dari pasar. Bagaimana tidak? Sayuran begitu lengkap. Ada daun singkong tak lupa juga singkongnya dan berbagai sayuran hijau lainnya, ada kentang, wortel, cabai, sreh, lemon, dll.Â
Intinya berlibur di ladang itu menyenangkan. Menurut saya berlibur di ladang tidak mengurangi sensasi liburan di MALL atau di tempat lain. Jadi liburan itu bukan karena tempat. Dimanapun tempatnya, kitalah yang membangun suasana liburannya menjadi menyenangkan. Berlibur bukan perkara tempat tapi bagaimana kita boleh menikmati liburan kita.
Salam Liburan!
Salam Kompasianer!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI