Beri kesempatan anak tunggal untuk bergaul dan memiliki teman sebanyak mungkin bisa menjadi salah satu kunci penting. Orangtua yang memiliki anak tunggal akan cenderung menjadi orangtua yang protektif. Hal ini dikarenakan orangtua tak ingin anaknya terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.
Tapi, cobalah beri ruang anak tunggal untuk mengeksplorasi hal-hal baru yang tak ia dapatkan di rumah. Tidak adanya saudara yang bisa ia ajak diskusi, bercanda, berdebat, hingga berkelahi di rumah membuat anak tunggal merasa haus akan perasaan memiliki teman dekat untuk berbagi rasa.
Dengan memberinya ruang untuk mengenal dan mendapatkan teman untuk berbagi rasa, niscaya seorang anak tunggal juga pasti akan sangat terbuka dengan orangtuanya.Â
Hal ini tentu akan menjadi sangat baik mengingat nantinya hanya anak tunggallah yang sangat peduli, perhatian, dan pasti akan merawat orangtuanya dengan sepenuh hati ketika orangtuanya sakit.
Berdiskusi dengan Pasangan terkait Jumlah Anak Sebelum Memutuskan untuk Hamil
Berkaca dari pengalaman saya sebagai anak tunggal, kelak ketika saya akan menikah berapa jumlah anak yang diinginkan nanti akan menjadi poin utama yang perlu dibahas. Bukannya saya mengeluh dengan apa yang sudah saya alami ini.Â
Akan tetapi saya hanya tak ingin anak saya nanti merasakan tekanan yang sama dengan apa yang saya alami. Paling tidak, anak saya nanti bisa berbagi atau sekadar berdiskusi dengan saudara kandungnya terkait masalah dan beban yang sedang dia alami.
Tanyakan juga kepada pasangan bagaimana pandangannya terhadap jumlah anak ini. Apakah ia akan keberatan jika memiliki anak lebih dari satu atau malah memang ingin memiliki anak tidak hanya satu.
Dalam diskusi ini juga terkait dengan penentuan pola asuh anak kelak. Hal-hal apa saja yang akan diterapkan kelak jika keputusannya hanya memiliki satu anak, dua anak, tiga anak, anak kembar, dan seterusnya.
Menentukan bagaimana pola asuh anak yang akan diterapkan kelak akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak itu sendiri. Dalam menangani anak tunggal, jika pola asuh yang diterapkan salah akan berakibat fatal.Â
Faktor psikologis anak terutama jika hanya memiliki anak tunggal perlu menjadi perhatian utama. Masa tumbuh kembang seorang anak tunggal tentu akan sangat menentukan seperti apa dirinya kelak di masa depan dengan segala harapan dan tanggung jawab besar yang sudah menantinya.
Jadi dalam berdiskusi, usahakan jangan memaksakan kehendak satu sama lain. Temukanlah jalan keluar dari apa yang telah diutarakan masing-masing. Jika memang belum menemukan jalan keluar, ada baiknya jangan terburu-buru memutuskan untuk memiliki anak.