Tentu saja tanggung jawabnya akan menjadi semakin besar. Membawa harapan untuk bisa sukses dan bisa membahagiakan orangtua di kemudian hari menjadi tanggung jawab terberat.
Seorang anak tunggal harus memikul tanggung jawab itu seorang diri. Akibatnya ia akan menjadi seseorang yang perfeksionis tapi juga sangat mudah tertekan.
Selain tanggung jawab untuk bisa sukses dan membuat orangtua bahagia juga masih ada tanggung jawab lain, yaitu merawat kedua orangtua ketika sakit.
Sebagai anak tunggal, merawat orangtua yang sedang sakit tentu saja sudah menjadi kewajibannya. Ia akan dengan sekuat tenaga berjuang memberikan perawatan dan pelayanan terbaik agar orangtuanya bisa terbebas dari segala macam penyakit. Mulai dari mengurus segala keperluan makan, obat-obatan, vitamin, sampai administrasi rumah sakit jika memang diperlukan perawatan khusus.
Hal inilah yang sedang saya rasakan ketika beberapa hari lalu kedua orangtua saya dinyatakan positif Covid-19. Sebagai anak tunggal, saya menginginkan kedua orangtua saya mendapat perawatan terbaik. Tentunya hal ini juga tak lepas dari banyaknya orang di sekitar saya yang membantu agar orangtua saya bisa mendapat perawatan yang baik.
Merepotkan orang lain mungkin adalah istilah yang bisa menggambarkan situasi saya sebagai anak tunggal ketika dihadapkan dengan situasi yang dilematis.Â
Ketika dalam keadaan seperti ini, terlintas di pikiran saya jika saja saya memiliki adik, pasti tugas ini akan terasa lebih ringan dan mudah. Paling tidak, jika saja saya punya adik, saya tak perlu membikin repot orang lain.
Pahami Karakteristik Anak Tunggal
Usahakan jangan pernah memaksakan kehendak orangtua kepada anak tunggal. Karena hanya memiliki satu anak dalam keluarga, harapan orangtua pasti semua akan tertuju kepada anak tunggal.Â
Jika orangtua salah menyampaikan keinginannya kepada anak tunggalnya, bisa jadi akan berdampak secara psikologis. Anak bisa jadi orang yang penyendiri, pemurung, tidak mau bersosialisasi, dan lain sebagainya.