Kadang kala  rutinitas yang menyibukkan, membuat saya lupa untuk membuka tiap lembaran dari buku-buku saya. Ada kalanya saya sudah membaca selembar, namun tiba-tiba mandek di tengah kata akibat rasa kantuk yang tak tertanggung. Akhirnya, saya tutup kembali buku itu dan memutuskan untuk kembali membacanya nanti. Nanti, entah kapan nanti itu!
Kadang juga ada buku yang masih bersampul plastik, berpelester nama sebuah toko buku. Saya memutuskan membaca buku itu ketika sudah menyelesaikan bacaan saya sebelumnya yang tinggal beberapa lembar lagi. Namun, saya kelupaan dan buku itu menjadi hanyut oleh kehadiran buku-buku baru.
Ada kalanya pula saya tiba-tiba merasa jenuh dengan buku yang sedang saya baca, lalu beralih ke buku lain. Buku yang sebelumnya saya baca pun menjadi terlantar. Ada pula buku-buku tertentu yang membuat saya betul-betul berhenti membacanya. Biasanya buku-buku itu sangat jauh dari harapan saya. Saya menjadi kecewa sehingga saya malas untuk membuka lembar berikutnya
Sebagian besar buku yang belum tuntas saya baca adalah buku non-fiksi. Saya seorang penyuka fiksi, tetapi bukan berarti saya tidak membaca non-fiksi. Ada buku non-fiksi yang mungkin akan menjadi favorit saya sepanjang masa. Buku itu adalah Time Of Your Life karya Rando Kim.
Buku-buku yang belum tuntas saya baca terdiri dari beberapa kategori berdasarkan alasan saya membeli buku-buku itu, seperti berikut ini:
Terjebak BlurbÂ
Lee Chan Hyuk adalah seorang penyanyi asal Korea Selatan, juga seorang penulis buku. Fish in the Water, adalah salah satu karya yang dia tulis dan sangat laris di negara asalnya. Buku ini adalah buku fiksi yang hanya berjumlah 170 halaman. Meskipun tampak ringan dari luar, namun isinya sarat kiasan, imajinasi, serta makna-makna filosofis. Pembaca buku The Little Prince pasti merasakan getaran yang senada saat membaca buku ini. Saya berhenti membaca ketika sudah berada di halaman lima puluh. Setelah itu, saya merasa terlalu lelah untuk membacanya lagi sehingga buku tipis ini pun terabaikan begitu saja.
Buku kedua yang termasuk dalam kategori 'jebakan blurb' adalah buku yang berjudul Quite Impact :Tak Masalah Jadi Orang Introvert. Judul serta blurb menarik minat saya-kebetulan saya seorang introvert sehingga saya berpikir buku ini pas sekali untuk saya-namun begitu melihat lembaran-lembarannya,saya serasa mati rasa. Isi buku ini, entah mengapa, membuat saya kurang 'sreg' sehingga saya memilih menutup buku ini dan tidak pernah membukanya lagi hingga sekarang.
Yang dibeli karena rekomendasi pembaca lain
Pertama, Dunia Sophie. Buku ini dikategorikan sebagai buku fiksi beraroma filsafat, namun bagi saya buku ini adalah buku non-fiksi tetapi bergaya fiksi. Buku ini sebenarnya bagus. Saya banyak belajar filsafat dari buku ini. Saya jadi tahu Anaxagoras, Pericles, Thales beserta teori-teori dari mereka. Perbedaan ada dan ketiadaan, serta pemikiran, ide, serta gagasan, juga filsuf Yunani, seperti Socrates, Aristoteles, Plato, Para pemikir abad pertengahan dan sebagainya.
Buku ini berhalaman 800 . Sebenarnya tidak masalah bagi saya membaca buku setebal apa pun. Â Hanya saja buku ini temanya berat sekali, yang membuat saya berhenti di halaman 200-an dan tidak melanjutkannya lagi. Tetapi bukan berarti saya menyerah dengan buku ini. Saya ingin menuntaskannya suatu saat nanti, mungkin diselingi oleh bacaan-bacaan ringan.
Kedua, adalah The Righteous Mind : Mengapa Orang-orang Baik Terpecah karena Politik dan Agama karya Jonathan Haidt. Buku ini mengusung tema tentang moral, hubungan manusia yang rumit, dan membahas, secara spesifik, mengapa orang-orang terpolarisasi menjadi bagian-bagian yang saling bertentangan. Buku ini berjumlah 464 halaman, dan saya masih berada di halaman 205. Buku ini menarik sekali. Sama seperti Dunia Sophie, penulis mengusung tema yang berat, sehingga saya sepertinya butuh waktu yang panjang untuk menuntaskannya.
Penulis Favorit yang Membuat Buku Baru
Sebenarnya ini bukan buku baru di negara asalnya. Pada 2021, Novel Membunuh Commendatore : Idea yang Menjelma karya Haruki Murakami terbit di Indonesia dan pertengahan Juni 2023 saya baru membelinya.
Novel ini bercerita tentang seorang pelukis muda yang menyepi di atas gunung setelah bercerai dari istrinya. Dia tinggal di sebuah rumah milik seorang temannya. Sejak kepindahkannya, dia mengalam kejadian misterius terutama sejak dia menemukan sebuah lukisan aneh.
Saya bahkan belum membaca novel ini hingga setengah halaman. Hal yang tidak pernah saya lakukan pada novel-novel karya Haruki Murakami yang lain. Saat itu pasti saya sedang terkena virus reading slump, yang membuat saya malas membuka buku bahkan selembar pun.
Meskipun masih berstatus belum tuntas, tetapi kelak saya akan menuntaskan bacaan-bacaan saya ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI