Pemilik perkebunan sengaja memperpanjang kontrak tanpa melalui prosedur yang berlaku,dengan cara memanfaatkan kelemahan buruh yang gemar berjudi. Bila gaji buruh habis untuk berjudi, maka pihak perkebunan akan memberikan pinjaman.Â
Bagi buruh yang hobi berjudi biasanya tidak sanggup mengembalikan pinjaman sehingga mereka tidak bisa meninggalkan onderdeming sebelum utang mereka lunas. Secara otomatis, kontrak mereka diperpanjang. Sudah begitu, para buruh juga harus menghadapi siksaan dan hukuman-hukuman yang tidak manusiawi.Â
***
Sebagaimana para liberal-kapitalis telah meraup untung dalam kebijakan politik pintu terbuka ini, maka bukan tidak mungkin terjadi akan terjadi hal yang sama pada pelaksanaan Perppu cipta kerja ini.
Pemerintah sebaiknya mempertimbangkan kembali pasal-pasal yang menjurus pada eksploitasi tenaga kerja. Jangan sampai pekerja merasa bahwa mereka terjajah di negeri sendiri.
ReferensiÂ
Suyono, R.P (2005) : Seks Dan Kekerasan Pada  Zaman Kolonial : Penelusuran Kepustakaan Sejarah, Jakarta : Grasindo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI