Tidak seperti buku pengembangan diri lainnya, bukunya Mark ini menitikberatkan pada penerimaan diri. Manson ingin kita belajar bahwa kita harus menerima diri kita apa adanya dan lebih tahu diri juga
Bagian yang saya suka dari buku ini adalah ketika Mark mengulas tentang betapa (sebenarnya) kita tidak istimewa (hal 49).
Pada titik tertentu,kadang-kadang kita merasa bahwa diri kita adalah orang yang paling menyedihkan sedunia dengan masalah-masalah runyam.
 Tetapi sebenarnya masalah-masalah yang kita hadapi itu juga pernah dialami oleh beberapa generasi sebelumnya dengan metode penyelesaian yang pastinya berbeda.
Menurut Mark Mansonb, sebenarnya tidak ada yang namanya masalah pribadi karena semua orang di belahan bumi ini juga pasti pernah mengalami masalah yang sama persis dengan diri kita.
 Masalah-masalah priobadi yang kita alami sesuatu yang istimewa bagi orang banyak karena mereka juga pernah mengalaminya. Jadi, daripada menangisi masalah,lebih baik kita selesaikan masalah kita dengan bijak lalu kembali melanjutkan hidup.
Masih dalam bagian  yang sama, Mark juga mengemukakan bahwa betapa teknologi dan informasi sangat mempengaruhi suasana hati seseorang.Â
Orang-orang di era ini, secara gamblang, memposting pencapaiannya melalui  Instagram atau facebook atau aktivitasnya seperti belanja tas branded, membeli baju mahal, makan di restoran mahal, atau liburan ke luar negeri.Â
Terlepas dari rekayasa atau tidak, pada kenyataannya postingan itu  membuat orang lain merasa inferior. Mereka mulai membandingkan diri mereka dengan si anu yang kehidupannya lebih baik dan bahagia .
Atau  ingin menjadi artis A yang hidup glamor. Jadinya. mereka tidak bisa menerima dirinya sendiri dan mulai mencoba menjadi orang lain.Â
Mark menulis bahwa  tidak  apa-apa kita menjalani hidup apa adanya. Tidak maasalah bila kita tidak luar biasa. Kita juga bisa bahagia dengan menjadi diri kita sendiri tanpa harus berpura-pura.