Mohon tunggu...
Fri Yanti
Fri Yanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pengajar

suka hujan, kopi, sejarah, dan buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Menanti

25 November 2022   07:00 Diperbarui: 25 November 2022   07:03 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumen Pribadi

Sebut saja namanya Menanti

Perempuan mungil yang bangun setiap pukul empat pagi

Tiada gentar menembus hari yang masih pekat

Tiada peduli pada jalanan yang masih lengang

 

Dia, Menanti, seorang guru yang digaji tiga bulan sekali

Dia pandai mengajar

Anak-anak senang mendengarnya bercerita

Tentang Bumi Palawija

Tentang betapa gagahnya Arjuna saat melawan Kurawa

Tentang Hikayat Bayan Budiman

 

Rekan guru pun banyak yang mendekatinya

Meminta Menanti mengerjakan ini dan itu sambil bertopang dagu

Meski mereka sering bergunjing di belakangnya, namun Menanti dengan senang hati membantu

Tak heran bila Menanti selalu pulang ketika petang menjelang

Pergi pagi, pulang ketika surya tidak tampak lagi

Begitu setiap hari

 

Namanya Menanti

Entah bagaimana namanya menjadi Menanti

Mungkin karena dia sudah menanti selama bertahun-tahun

Menunggu kepastian yang semakin tak pasti

Menunggu kejelasan yang semakin samar

Tetapi asa tidak pernah surut

Semangat tidak pernah memudarkannya untuk berdedikasi

Demi anak negeri

Menanti tidak lagi menanti

Dia telah terhempas, dibuang begitu saja 

Orang-orang bilang dia  tidak pintar menjilat

Orang-orang bilang dia telah menua

Menanti memang tidak menanti lagi

Semangat tidak pernah pudar untuk mendedikasikan dirinya pada anak negeri

Di dalam jiwanya telah terpatri bagimu negri, kami mengabdi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun