Mohon tunggu...
Fridrik Makanlehi
Fridrik Makanlehi Mohon Tunggu... Jurnalis - Alumini, STTA, UGM, UT

Penulis dan Olah Raga

Selanjutnya

Tutup

Bola

Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Luka Sepak Bola

6 April 2023   16:56 Diperbarui: 6 April 2023   21:51 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Fridrik Makanlehi (Fritz Alor Boy)

Mantan Pemain dan Asisten AS REPIKO

 

Sejarah Sepakbl Bola Indonesia

Olahraga khususnya cabang Sepak bola diperkenalkan oleh Hindia Belanda (pada masa penjajahan Belanda) di Indonesia pada tahun 1914. Dimana, saat itu, dimainkan (internal) oleh orang-orang belanda (saat itu masih bernama Hindia Belanda) yang berada di kota-kota besar di Indonesia.

Namun, kala itu, sepak bola yang hanya dimainkan oleh orang-orang Belanda itu akhirnya menyebarluas ke kalangan orang asli (pribumi) Indonesia. Melihat sepak bola tersebut sangat menarik, orang-orang pribumi Indonesia terhipnotis lalu menyukainya (sepak bola). Seiring berjalannya waktu, orang-orang pribumi makin hari makin menyukai sepak bola yang dihadirkan dan dimainkan oleh orang-orang Belanda itu. 

Hingga semakin hari sepak bola tersebut semakin berkembang. Melihat perkembangan sepak bola di tanah Air itu, pihak Hindia Belanda akhirnya membentuk salah satu organisasi khusus yang dinamakan 'Nederland Indische Voetbal Bond (NIVB)'. NIVB yang akan menfasilitasi dan mengembangkan sepak bola Indonesia. Seiring berjalannya waktu, nama NIBV tak bertahan lama; nama NIBV dirubah (diganti) menjadi 'Nederlandsch Indische Voetbal Uni atau NIVU' yang terjadi sekitar tahun 1972.

Sepak Bola Era Jajahan Belanda 

Pada tahun 1920 hingga 1930, kala itu, meskipun dalam suasana jajahan Belanda yang mencekam batin dan fisik orang-orang pribumi, namun orang-orang pribumi Indonesia tidak putus asa, tetap semangat dan tidak pantang mundur serta terus berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan sepak bola Indonesia. Saking semangatnya menyukai sepak bola, akhirnya orang-orang pribumi tersebut nekat dan berhasil mewujudkan dan mendirikan klub-klub sepak bola di tanah air. Klub yang didirikan saat itu yaitu salah satu klub dengan nama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB).

Menurut harapanrakyat.com, klub VVB yang menjadi cikal bakal Persis Solo dan ada juga Bandoengsche Indonesische Voetbalbond (BIVB) yang menjadi cikal bakal klub Persib Bandung. Semangat juang para pribumi (nenek moyang/leluhur bangsa Indonesia) perlu dijadikan teladan (ditiru) oleh kita (anak bangsa/garis keturunannya), generasi penerusnya untuk mempertahankan, membesarkan/mengembangkan dan membudidayakan sepak bola secara nasional maupun internasional.

Mereview Keterlibatan Indonesia pada piala Dunia

Kualifikasi Piala Dunia 1938

Tim nasional (timnas) Indonesia pernah merasakan dampak baik (enak)-nya menjadi salah satu tim yang berlaga (ikut) dalam Piala Dunia pada 1938, yang diselenggarakan di Stadion Velodrome Municipale, Reims, Perancis. Kalah itu, Belanda masih menjajah Indonesia sehingga nama timnas Indonesia diganti menjadi Dutch East Indies (Hindia Belanda). Menurut sejarah, Indonesia (Dutch East Indies) tercatat sebagai satu-satunya negara Asia yang pertama kali tembus (lolos) menjadi tim Piala Dunia pada 1938.

Sebenarnya, perwakilan Asia untuk mengikuti Piala Dunia U-20 bukanlah timnas Indonesia melainkan timnas Jepang. Saat itu, hanya Indonesia dan Jepang yang tergabung dalam grup. Hindia Belanda (Indonesia) resmi lolos kualifikasi mewakili Asia tanpa menyepak bola (menyentuh bola/bermain). Kala itu, pada tahun 1937, Jepang terlibat dalam Perang Asia Timur, sehingga Jepang terpaksa mengajukan pengunduran diri dari Piala Dunia tersebut. Dalam catatan media detik.com, timnas Indonesia pun menggantikan Jepang dan langsung lolos ke babak putaran final Piala Dunia 1938 tanpa harus melewati babak kualifikasi. 

Piala Dunia 1938

Pada pertandingan Piala Dunia 1938 tersebut, Indonesia satu grup dengan Hongaria. Artinya Indonesia akan melawan Hungaria pada pertandingan perdana. Pada 5 Juni 1938, timnas Indonesia bermain (play) dengan Hungaria dan hasilnya timnas Hungaria membantai timnas Indonesia dengan skor telak setengah lusin tanpa balas (6-0). Meskipun Hindia Belanda kalah telak dari Hungaria, setidaknya Hindia Belanda pernah merasakan Piala Dunia 1938.

Olimpiade 1956

Pada 17 Agustus 1945, Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaan menjadi salah satu negara yang terbebas dari penjajahan negara lain. Pada momen inilah, turunan para pribumi (jajahan Hindia Belanda) mengembangkan sepak bola Indonesia. Salah satu bukti yang ditorehkannya, yaitu tim nasional Indonesia pernah berhasil lolos dan mengikuti Olimpiade Melbourne, Australia 1956. Dimana, saat itu Indonesia berhasil melaju ke perempat final. 

Pada laga perempat final ini, Indonesia satu grup dan melawan dengan Uni Soviet. Indonesia sukses dan berhasil bermain imbang dengan Uni Soviet dengan skor 0--0 (kacamata). Namun pada pertandingan kedua pada dua hari berikutnya  Uni Soviet menang telak atau menghajar Indonesia dengan skor 4--0.

Kualifikasi 1958

Sebelumnya, Indonesia pun pernah mengikuti Kualifikasi Piala Dunia Swedia 1958, Indonesia bersama dengan Sudan, Turki, Taiwan dan China satu grup 1 Zona Asia dan Afrika. Indonesia berhasil mengalahkan China dengan skor 4-3, sedangkan pada pertandingan selanjutnya Indonesia akan melawan Taiwan. Kedua negara ini akan bertanding pada putaran perdana. Dimana, dalam pertandingan perdana tersebut, Indonesia dinyatakan menang walk out (WO) atas China Taipei (Taiwan). Alasan Taiwan WO adalah karena saat itu Taiwan tidak mengakui kedaulatan Indonesia.

Sementara itu,pada pertandingan lain, Israel juga menang WO atas Turki dan Sudan. Kedua negara tersebut melakukan pengunduran diri dari kualifikasi karena alasan politik. Dengan demikian, hanya dua negara yaitu Indonesia dan Israel yang lolos dan akan bertemu di babak play-off untuk memperebutkan satu tiket ke Piala Dunia.

Perlu diektahui, kalah itu Indonesia menjadi macan Asia yang disegani dan ditakuti oleh negara-negara lain. Indonesia nyaris lolos pada kualifikasi Piala Dunia 1958, namun pada pertandingan itu yaitu tahun 1957, Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Soekarno menolak dan tidak mau bertanding dengan skuad Israel di Jakarta dalam kualifikasi Piala Dunia 1958. Sebelumnya, di leg pertama Israel meminta Indonesia untuk bertanding di Tel Aviv yang rencananya akan dilaksanakan 31 Juli 1957.

Sementara itu, pada leg kedua akan dipertandingkan di Jakarta yang akan di dilaksanakan pada 18 Agustus 1957. Namun permintaan Israel ditolak oleh Indonesia oleh karena Presiden Soekarno beralasan bahwa karena alasan politik maupun solidaritas dengan Palestina maupun negara-negara Arab lainnya. Alasan lain yaitu Pemerintah Indonesia menganggap bahwa apabila laga melawan Israel dapat direalisasikan maka itu akan menimbulkan hilangnya rasa dukungan 14 negara Arab dalam perjuangan Indonesia merebut kembali Papua Barat di Sidang Umum PBB 1957.

Meskipun Indonesia telah mengajukan proposal ke FIFA untuk melanjutkan perebutkan satu tiket Piala Dunia itu di tempat (negara) yang netral dan tidak berkomflik dengan Israel. Namun proposal yang diajukan oleh Indonesia ditolak atau tidak direstui oleh FIFA. Dampak penolakan Indonesia bertanding dengan Israel di kandang maupun tandang, berakibat fatal bagi perjalanan timnas Indonesia. Timnas Indonesia harus menelan pil pahit sebab FIFA menghukum Indonesia dengan memberikan kemenangan penuh atau WO kepada Israel dan menghapus hasil pertandingan Indonesia (yang sudah dimenangkan) sebelumnya.

Kualifikasi Piala Dunia 1974

Menurut informasi, Indonesia pernah mengikuti pertandingan kualifikasi Piala Dunia pada 1974; dalam enam pertandingan kualifikasi tersebut Indonesia hanya meraih satu kemenangan saja yaitu menang melawan Selandia Baru dari enam pertandingan yang diikuti. Sehingga Indonesia dinyatakan tidak lolos (tersingkir) di babak pertama, dengan hanya berhasil meraih satu kemenangan dari enam pertandingan, yaitu saat melawan Selandia Baru.


Piala Dunia U-20 1979

Indonesia kembali berlaga atau mengikuti Piala Dunia U-20 pada 29 Agustus 1979, yang saat itu diselenggarakan di Satdion Omiya, Tokyo, Jepang. Hal itu dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali. Menurut dia, pada tahun itu (1979) Indonesia bersama dengan Korea Selatan dan tuan rumah Jepang mewakili Asia untuk berlaga pada Piala Dunia U-20. Saat itu, Indonesia bertanding melawan dengan Argentina. Argentina menak telak atau membantai tim Indonesia dengan skor 5-0.

Piala Dunia U-20 2023

Lobi-lobi PSSI Berhasil

Jalan panjang agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia Usia 20 (U-20) FIFA (Federation Internationale de Football Association ) 2023 tak muda, tak gampang. Liku-liku serta sederetan tantangan harus dilewati oleh Erick Thohir dan kawan-kawan untuk melakukan lobi-lobi, guna merealisasikan mimpi Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Lobi-lobi yang dilakukan oleh Erick dan kawannya itu dinyatakan sukses dan berhasil. Dimana, Indonesia berhasil mengalahkan dan mengungguli negara lain seperti Peru, Brasil, Bahrain, Arab Saudi,dan Uni Emirat Arab untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2023.

FIFA menyepakati dan menyetujui Indonesia menjadi tuan rumah. Perlu diketahui, FIFA menunjuk (menyatakan) Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 sejak tahun 2019. Rencananya pelaksanaan pertandingan tersebut akan digelar pada tahun 2021.

Namun pelaksanaan Piala Dunia U-20 pada tahun 2021 tersebut diundur menjadi tahun 2023, mengingat kala itu, pandemi Covid-19 masih marak menyebarluas di seluruh Indonesia, yang berdampak pada ekonomi bahkan kesehatan masyarakat luluhlantak (berantakan). Lanjutnya, pengumuman Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2023 disampaikan langsung oleh Presiden FIFA Gianni Infantino pada saat Council Meeting di Shanghai, China, tanggal 24 November 2019.

Israel lolos Kualifikasi 2022

Bola.net mengabarkan, timnas Israel U-19 lolos ke Piala Dunia U-20 tahun 2023 melalui pertandingan Piala Eropa U-19 sebagai runner up. Keluar sebagai runner up itulah yang mengantarkan Israel lolos dan akan mengikuti pertandingan Piala Dunia U-20 yang akan dilakukan pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023. 

Penolakan Israel Jelang Pertandingan Juni 2023

Kabar buruk datang dari Indonesia, dimana sejumlah tokoh mendengar bahwa Israel akan mengikuti pertandingan Piala Dunia U-20 tahun 2023 bersama 24 negara lainnya di Indonesia, dan kehadiran Timnas Israel U-20 di Indonesia dirasa membawa masalah atau petaka. Maka dari itu, sebelum bertanding beberapa organisasi, parpol dan kepala daerah menolak Israel mengikuti pertandingan tersebut. Penolakan-penolakan tersebut mengakibatkan FIFA akhirnya mencoret Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Sebagai informasi, orang-orang yang menolak kedatangan timnas Isreal di Indonesia, yaitu:

  1. Dari lingkungan PDIP: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Bali I Wayan Koster, Ketua DPP PDIP Hamka Haq, Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono;
  2. Dari lingkungan kemasyarakatan: Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, Ketua Majelis Ulama Indonesia Sudarnoto, Mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.
  3. Persaudaraan Alumni 212
  4. dll

Pernyataan maupun tindakan penolakannya itu berakibat fatal dan menimbulkan rasa 'kekecewaan' dan 'melukai hati' para pihak yang bersentuhan langsung dengan sepak bola, seperti para pemain, tim pelatih, penggemar, manajemen sepak bola, pelaku UMKM dan sebagainya yang selama ini menjadikan sepak bola sebagai dapur utamanya.

FIFA Coret Indonesia

Dampak dari protes yang panjang dan alasan keamanan akhirnya FIFA resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Pembatalan (coret) itu diambilnya setelah melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir  pada Rabu (29/3/2023). "Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023," bunyi pernyataan tersebut.

Respon Presiden Jokowi

Setelah FIFA mencoret Indonesia menjadi tuang rumah Piala Dunia U-20 2023, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) angkat suara (angkat bicara). Presiden Jokowi menilai penolakan yang dilakukan oleh beberapa orang maupun instansi termasuk PDIP, PKS dan kedua kepala daerah (Gubernur) itu sungguh sangat berlebihan (keterlaluan). 

Sehingga, dengan bahasa dan mimik (paras/muka) yang tegas, terlihat marah dan emosi, ia menyampaikan bahwa semua orang harus bisa memisahkan domain politik dengan domain (urusan) olahraga. Bagi dia, penolakan itu tak tepat dan penolakan itu hanya berdasarkan nilai politik, yang sebelumnya sudah pernah terjadi dimasa lalu.

Dalam video yang tersebar maupun yang di tayang diakun YouTube Sekretariat Presiden, ia mengatakan bahwa 'jangan mencampuradukan urusan politik dengan urusan olahraga'. Sebab, ia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia selalu konsisten pada perintah konstitusi, yaitu yang disebutkan dalam Alenia 1 Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan". Pemerintah Indonesia pun sudah memperjuangkannya melalui forum-forum bilateral, multilateral maupun internasional. 

Sehingga, ia berharap, masyarakat Indonesia tidak kuatir atau raguh atas kesungguhan Indonesia dalam mendukung kemerderkaan Palestina.

"Pertama, ini prinsip. Prinsip negara kita, Indonesia; yang selalu konsisten dan teguh dalam memperjuangkan dan mendukung kemerdekaan bangsa Palestina penyelesaian two state solution negara Israel dan negara palestina merdeka.Ini sesuai dengan konstitusi menolak penjajahan dalam bentuk apapun dan ini selalu kita sampaikan dalam forum-forum bilateral, multilateral maupun internasional lainnya" kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengatakan, perjuangan untuk mendapatkan jatah tuan rumah tidaklah mudah/gampang. Indonesia harus bersaing dengan Peru dan Brazil untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 itu. Perjuangan yang kuat, akhirnya pada bulan Oktober 2019, FIFA resmi menunjuk Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Bagi dia, kepercayaan FIFA ini harus dijaga dan dipelihara dengan baik dan bijaksana atau harus dihormati.

"Dalam kesempatan ini juga, saya menyampaikan bahwa Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaran U-20 melalui proses bidding melalui proses seleksi panjang dan pada proses akhir, ada tiga kandidat negara yaitu Brazil, Indonesia dan Peru. Saat itu, semua pihak berjuang, bekerja keras bersama-sama agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah piala dunia U-20. Dan akhirnya, bulan Oktober 2019, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA," lanjutnya.

Ia menegaskan bahwa, timnas Israel pun lolos kualifikasi Piala Dunia U-20 2023 melalui proses yang panjang dan pemerintah Indonesia mengetahui Israel lolos kualifikasi pada bulan Juli 2022. Pada saat itu, Presiden tidak mempermasalahkan dan memprotesnya melainkan ia berjanji akan menjamin keamanan pada saat pertandingan Piala Dunia U-20 2023.

 "Ini merupakan kehormatan bagi bangsa Indonesia karena kita mendapatkan kepercayaan menyelenggarakan Piala Dunia U-20. Penyelenggaraan event olahraga yang paling banyak penggemarnya di seluruh dunia. Saat ditunjuk menjadi tuan rumah, kita belum mengetahui siapa akan menjadi tim peserta, karena masih dalam proses pra kualifikasi. Dan kepastian timnas Israel lolos seleksi Piala Dunia U-20 baru kita ketahui pada bulan Juli 2022," katanya.

Jangan Ciptakan Negara Federasi

"Saya menjamin keikutsertaan Israel, tidak ada kaitannya dengan konsistensi politik luar negri kita terhadap Palestina karena dukungan kita kepada Palestina selalu kokoh dan kuat. Dan urusan piala dunia ini, kita sependapat dengan duta besar Palestina untuk Indonesia bahwa FIFA memiliki aturan harus diatati anggotanya. 

Jadi, 'jangan mencampur adukan urusan olahraga dengan urusan politik. Saat ini, FIFA juga telah mengetahui adanya penolakan-penolakan terhadap keikutsertaan timnas Israel di Piala Dunia U-20. Tapi, kita baik pemerintah maupun PSSI masih terus berusaha agar ada solusi terbaik. Untuk itu, saya telah mengutus Ketua Umum PSSI Bapak Erik Thohir untuk bertemu dengan tim FIFA untuk mencari penyelesain yang terbaik, mencari solusi yang terbaik," sambungnya.

Presiden Indonesia saja telah mendengar informasi bahwa Israel tembus kualifikasi Piala Dunia U-20 dan akan ikut bertanding di Indonesia. Saat itu, Presiden Indonesia tidak mempermasalahkannya. Justru, ia akan menjamin keamanan Israel selama bertanding di Indonesia. Secara kestruktural tata negara Indonesia, Presiden Jokowi adalah pemimpin paling tertinggi (hulu ke hilir) di Negara Indonesia. Lalu, Mengapa kepala daerah, dalam hal ini Gubernur Bali I Wayan Koster dan Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih menolak? 

Apakah mereka berdua tidak patuh pada atasannya, Presiden Jokowi selaku pemimpin satu-satunya di negeri ini? Keputusan menolak timnas Israel berlaga di Indonesia bagaikan mereka sedang berada pada satu kekuasaan yang menerapkan negara federasi. Sebab, Presiden Indonesia menyampaikan keputusan lain (tesa), mereka berdua malah melawan dan menciptakan anitesa terhadap keputusan mutlak Presiden Indonesia.

Sebagai orang nomor satu Indonesia, ia tidak mau jajarannya, warganya, lainnya mencampuraduk domain olahraga dengan domain politik. Semua yang berkepentingan harus bisa memisahkan anatara mana itu aturan sepak bola dan mana itu aturan politik.

Kerugian yang akan dialami yaitu 

Jika FIFA mencoret Indonesia dari daftar anggota FIFA, maka dipastikan akan adanya pengangguran besar-besaran yang datang pihak-pihak yang bersentuhan langsung dengan urusan sepak bola Indonesia. Sebagaimana yang dirisaukan oleh salah satu pemain timnas Indonesia U-20 2023, Hokky Caraka bahwa demi membela sepak bola Indonesia, ia nekat meninggalkan sekolah (pendidikannya) selama 3 tahun. Sehingga, ia merasa bahwa jika mengganggur, maka ia tidak mempunyai bekal atau potensi lain untuk mencari uang.

Saking kecewannya, ia menuliskan di kolom komentar media sosial milik Ganjar Pranowo.
 dengan kata, "MAKASIH BANYAK PAK, O IYA PAK KAMI TAU PAK NASIB BAPAK SUDAH TERJAMIN, MASA DEPAN BAPAK JUGA SUDAH BAGUSS, SEDANGKAN KAMI PAK? KAMI BARU MAU MERINTIS KARIS MENJADI LEBIH BAIK, TAPI BATU LOMPATAN KITA UDAH DI ANCURIN SAMA BAPAK #mkshganjar_pranowo,".

Senada dengan Hokky, Marselino Ferdinan pun ikut bersuara. Dengan rasa kesalnya, ia mengatakan,  selama 4 tahun lamanya timnas melakukan persiapan,  namun itu tak ada gunannya atau sirna begitu saja. “4 tahun persiapan, pemusatan latihan (TC ) jangka panjang kesana – kemari sirna begitu saja,” kata dia di status facebook-nya itu. Keputusan tersebut diambil usai pertemuan FIFA dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Disisi lain, ia meluangkan rasa kekecewaan lewat unggahan di story Instagram miliknya, Marselino mengatakan bahwa dirinya dan rekan-rekannya sudah kehilangan mimpi akibat penolakan yang terjadi di negri sendiri. ia menilai bahwa mimpi besar yang diimpikan pupus dalam sekejap (singkat), “Kita kehilangan mimpi besar kita. Ini bukan hanya tentang saya tapi juga tentang mimpi teman-teman saya”.

Indonesia Harusnya Bahagia

Terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2023, harusnya didukung penuh oleh semua pemangku kepentingan atau stakeholder,baik itu pemerintah, masyarakat umum, para penggemar olahraga (gila bola), pelaku UMKM dan bahkan tak terlepas dari politisi atau pemilik partai politik (parpol) malah ditentang atau ditolak. Sehingga rasa kebahagiaan tersebut harus terkubur, karena tidak bisa menonton secara langsung pertandingan Piala Dunia U-20 FIFA 2023 dikandang sendiri.

Sarannya:

  • Indonesia tetap menjadi taun rumah Piala Dunia U-20 2023 di tempat yang aman, tanpa adanya penolakan dari masyarakatnya maupun kepala daerahnya;
  • FIFA segera menyiapkan Negara lain yang netral untuk mengakomodir Israel bertanding melawan lawannya;
  • Pihak-pihak yang menolak tidak perlu baperan terlebih dulu, penolakannya bisa disampaikan dengan tenang dan kepala dingin melalui PSSI atau Presiden Jokowi.
  • Jangan mencampuradukan domain sepak bola dengan domain politik, sebab sepak bola tak ada kaitannya dengan dunia politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun