Presiden Indonesia saja telah mendengar informasi bahwa Israel tembus kualifikasi Piala Dunia U-20 dan akan ikut bertanding di Indonesia. Saat itu, Presiden Indonesia tidak mempermasalahkannya. Justru, ia akan menjamin keamanan Israel selama bertanding di Indonesia. Secara kestruktural tata negara Indonesia, Presiden Jokowi adalah pemimpin paling tertinggi (hulu ke hilir) di Negara Indonesia. Lalu, Mengapa kepala daerah, dalam hal ini Gubernur Bali I Wayan Koster dan Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih menolak?
Apakah mereka berdua tidak patuh pada atasannya, Presiden Jokowi selaku pemimpin satu-satunya di negeri ini? Keputusan menolak timnas Israel berlaga di Indonesia bagaikan mereka sedang berada pada satu kekuasaan yang menerapkan negara federasi. Sebab, Presiden Indonesia menyampaikan keputusan lain (tesa), mereka berdua malah melawan dan menciptakan anitesa terhadap keputusan mutlak Presiden Indonesia.
Sebagai orang nomor satu Indonesia, ia tidak mau jajarannya, warganya, lainnya mencampuraduk domain olahraga dengan domain politik. Semua yang berkepentingan harus bisa memisahkan anatara mana itu aturan sepak bola dan mana itu aturan politik.
Kerugian yang akan dialami yaitu
Jika FIFA mencoret Indonesia dari daftar anggota FIFA, maka dipastikan akan adanya pengangguran besar-besaran yang datang pihak-pihak yang bersentuhan langsung dengan urusan sepak bola Indonesia. Sebagaimana yang dirisaukan oleh salah satu pemain timnas Indonesia U-20 2023, Hokky Caraka bahwa demi membela sepak bola Indonesia, ia nekat meninggalkan sekolah (pendidikannya) selama 3 tahun. Sehingga, ia merasa bahwa jika mengganggur, maka ia tidak mempunyai bekal atau potensi lain untuk mencari uang.
Saking kecewannya, ia menuliskan di kolom komentar media sosial milik Ganjar Pranowo.
dengan kata, "MAKASIH BANYAK PAK, O IYA PAK KAMI TAU PAK NASIB BAPAK SUDAH TERJAMIN, MASA DEPAN BAPAK JUGA SUDAH BAGUSS, SEDANGKAN KAMI PAK? KAMI BARU MAU MERINTIS KARIS MENJADI LEBIH BAIK, TAPI BATU LOMPATAN KITA UDAH DI ANCURIN SAMA BAPAK #mkshganjar_pranowo,".
Senada dengan Hokky, Marselino Ferdinan pun ikut bersuara. Dengan rasa kesalnya, ia mengatakan, selama 4 tahun lamanya timnas melakukan persiapan, namun itu tak ada gunannya atau sirna begitu saja. “4 tahun persiapan, pemusatan latihan (TC ) jangka panjang kesana – kemari sirna begitu saja,” kata dia di status facebook-nya itu. Keputusan tersebut diambil usai pertemuan FIFA dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Disisi lain, ia meluangkan rasa kekecewaan lewat unggahan di story Instagram miliknya, Marselino mengatakan bahwa dirinya dan rekan-rekannya sudah kehilangan mimpi akibat penolakan yang terjadi di negri sendiri. ia menilai bahwa mimpi besar yang diimpikan pupus dalam sekejap (singkat), “Kita kehilangan mimpi besar kita. Ini bukan hanya tentang saya tapi juga tentang mimpi teman-teman saya”.
Indonesia Harusnya Bahagia
Terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2023, harusnya didukung penuh oleh semua pemangku kepentingan atau stakeholder,baik itu pemerintah, masyarakat umum, para penggemar olahraga (gila bola), pelaku UMKM dan bahkan tak terlepas dari politisi atau pemilik partai politik (parpol) malah ditentang atau ditolak. Sehingga rasa kebahagiaan tersebut harus terkubur, karena tidak bisa menonton secara langsung pertandingan Piala Dunia U-20 FIFA 2023 dikandang sendiri.
Sarannya:
- Indonesia tetap menjadi taun rumah Piala Dunia U-20 2023 di tempat yang aman, tanpa adanya penolakan dari masyarakatnya maupun kepala daerahnya;
- FIFA segera menyiapkan Negara lain yang netral untuk mengakomodir Israel bertanding melawan lawannya;
- Pihak-pihak yang menolak tidak perlu baperan terlebih dulu, penolakannya bisa disampaikan dengan tenang dan kepala dingin melalui PSSI atau Presiden Jokowi.
- Jangan mencampuradukan domain sepak bola dengan domain politik, sebab sepak bola tak ada kaitannya dengan dunia politik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI